SURABAYA, beritalima.com – Sekertaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Heru Tjahyono, MM, secara resmi menutup penyelenggaraan Jatim Fair (JF) IX Tahun 2018 yang diselengarakan di Convention Hall, Grand City Surabaya, Minggu (14/10) malam. Penyelenggaraan yang masih berkaitan dengan Peringatan Hari Jadi ke 73 Provinsi Jawa Timur sejak 4 – 14 Oktober 2018 itu diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat Jawa Timur.
“Harapan kita meraih sukses, yakni sukses penyelenggaraan, pelaksanaan dan sukses transaksi. Sukses utamanya berdampak langsung maupun tidak langsung bagi masyarakat Jawa Timur serta masyarakat di sekitar lokasi Jatim Fair, khususnya pemberdayaan serta peningkatan ekonomi rakyat,” ujar Heru Tjahyono.
Lebih lanjut, Heru Tjahyono menyampaikan, penyelenggaran JF kedepan diharapkan lebih mampu berperan sebagai pemicu bagi peningkatan perdagangan, investasi, perluasan lapangan kerja, merangsang inovasi serta mendorong promosi perdagangan untuk lebih bersaing di pasar domestik dan global. Untuk mencapai harapan tersebut, pihak penyelenggara diharapkan agar terus melakukan evaluasi dalam peningkatan kualitas dan penataan penyelenggaraan.
Menurut Heru Tjahyono, penyelenggaraan JF sejak 2010 hingga 2017, dari sisi pengunjung terjadi peningkatan sebesar 31,37 persen. Sedang untuk transaksi terjadi peningkatan sebesar 206,32 persen. Dilihat dari data tersebut dapat dikatakan bahwa Jatim Fair merupakan media ekonomi yang sangat bagus. Apalagi, peluang di era digitalisasi yang jumlah pengguna internetnya dinilai cukup besar di Indonesia. Jumlah pengguna internet saat ini sudah mencapai 132 juta orang, 106 juta lebih pengguna aktif sosial media serta 92 juta lebih pengguna sosial media mobile di Indonesia.
“Keadaan tersebut dijadikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai peluang besar bagi tumbuh kembangnya masyarakat di masa datang dengan cara menguasai digital perdagangan, minimal di negara sendiri,” jelasnya.
Heru Tjahyono menggambarkan, pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Provinsi Jawa Timur saat ini tercatat 4,6 juta UMKM non pertanian. Sedang 7,5 juta usaha pertaniannya telah mampu memberikan share terhadap PDRB Jawa Timur 2017 sebesar 57,52 persen. Dengan demikian diharapkan, ke depan Jawa Timur bisa semakin makmur apabila para pelaku UMKM tanggap terhadap era digital yang digunakan untuk proses produksi dan pemasaran hingga mampu berdaya saing.
“Saya berharap dengan Jatim Fair, UMKM mau dan berani membranding produknya sehingga semakin memiliki daya saing pasar dengan memahami perilaku konsumen, sehingga mampu melakukan peningkatan kualitas produk, packaging, ingredian produk,”ungkapnya.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga terus melakukan upaya peningkatan kualitas para pelaku UMKM. Antara lain dengan cara meningkatkan daya saing kualitas produk maupun sumber daya manusia UMKM, seperti memfasilitasi penerbitan sertifikasi Internasional Standar Organisation (ISO), Standart Nasional Indonesia (SNI), Hazard Analysis Critical Control (HACCP), serta Hak Atas Karya dan Intelektual (HAKI). Selain itu juga memfasilitasi desain kemasan/produk maupun sertifikasi tenaga kerja serta penyediaan tempat uji kompetisi (TUK) di UPT Pelatihan Kerja (BLIK), serta pengembangan lembaga sertifikasi profesi (LSP).
“Masyarakat Jawa Timur diberikan ruang dan sentuhan dengan peningkatan daya saing untuk berkreatifitas, berinovasi dan berproduksi, dengan harapan akan menghasilkan hasil produk maupun sumberdaya manusia yang lebih berkualitas untuk go global,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Direktur Debindo Mitra Tama mengatakan, penyelenggaran Jatim Fair 2018 diikuti 365 peserta dengan jumlah stand sebanyak 570 unit terdiri dari jenis kerajinan, fashion, elektronik, dan kuliner.
Kegiatan-kegiatan lain untuk lebih menarik dan memeriahkan acara yaitu talk show, demo masak, acara gemar minum susu, modeling dan acara lainnya untuk menarik para pengunjung.
Untuk lebih menarik para pengunjung, sejak 9 – 14 Oktober 2018, pihaknya menyelengarakan pertunjukkan musik terdiri dari Mocca, Tipe-X, Maliq & D’Eesentials, Tulus, dan Sella on 7. Untuk jumlah pengunjung pada hari akhir sampai dengan pukul 17.00 tercatat sebanyak 150 ribu pengunjung. Sementara untuk transaksi yang dihasilkan mencapai Rp. 52,2 Milyar dengan rincian transaksi tunai sebesar Rp. 40,5 Milyar, dan non tunai (pesanan dan order) mencapai Rp. 11,7 Miliar.
Acara pada malam penutupan tersebut ditutup dengan pemberian beberapa penghargaan. Diantarnya terpilihnya Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur sebagai stand terfavorit. Stand tersebut menawarkan berbagai produk dan jasa dari para penyandang disabilitas, seperti batik, keset kaos, mukena, pahat kayu. (rr).