Resmikan Rumah Potong Hewan, Ini Kata Bupati Salwa

  • Whatsapp

BONDOWOSO, beritalima.com – Setelah sekian lama terbengkalai, akhirnya pemkab Bondowoso meresmikan rumah potong hewan (RPH) yang ada di Desa Silolembu kecamatan Curahdami. Peresmian RPH dilakukan oleh Bupati Bondowoso dengan didampingi lngsung oleh Kadis Peternakan dan Pertanian Bondowoso.

Setelah peresmian, pemotongan hewan yang sebelumnya berada di kelurahan Blidungan kecamatan Kota. Langsung direlokasi ke RPH yang baru di kecamatan Curahdami sekitar 2 kilometer dari tempat semula.

Peresmian ditandai dengan penandatangan Prasasti Pembangunan, oleh Bupati Salwa Arifin didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Bondowoso Dwi Wardana, dan Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga Suwarno. Sekaligus, menyerahkan secara simbolis, kendaraan roda tiga untuk mengangkut daging.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Dwi Wardana mengatakan, bahwa RPH di Blindungan menggunakan bangunan bekas Belanda. Sehingga, secara tekhnis, RPH tersebut tak layak di ditempati untuk potong hewan.

“Perlu membangun RPH yang baru. Dimana RPH tersebut dibangun di Silolembu Kecamatan Curahdami dan masuk wilayah pasar hewan terpadu,”ujarnya.

Ia.pun berharap pembangunan RPH itu bisa menghasilkan pemotongan daging hewan potong Asuh (aman, sehat, utuh dan halal).

Sementara itu, Edi Poernomo, Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), bahwa RPH di Kabupaten Bondowoso ada lima. Yakni di Prajekan, Wonosari, Maesan, Pujer dan Blindungan yang kali ini direlokasi ke Curahdami.

Kelima RPH tersebut sebenarnya tidak representatif. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran dampak pada kesehatan masyarakat. Namun Pemkab sudah bisa memperbaiki satu RPH.

Menurutnya, dengan bertambahnya sarana-prasarana RPH diharapkan kualitas daging yang lebih baik dan bisa diterima di semua wilayah.

“Salah satunya kita mengejar sertifikasi halal dan Nomor Kontrol Veteriner (NKV) yang berhubungan dengan ijin sanitasi,” paparnya.

Maka dari itu, untuk RPH di kota yang menimbulkan limbah dan banyak keluhan masyarakat, Pemkab Bondowoso merelokasi ke desa Curahdami.

Edi mengakui, secara persyaratan teknis banyak kekurangan. Namun dengan RPH baru saya berharap, Pemkab Bondowoso semakin meningkatkan sarana-prasarana sehingga bisa menghasilkan standar pemotongan jauh lebih baik.

Adapun fasilitas di RPH baru ini, ada tempat istirahat hewan yang baik, ada kantor dan air mencukupi. “Kantor itu kan untuk pekerja, apalagi kerja mereka kan malam,” pungkasnya. (*Rois)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *