KOTABATU, beritalimacom— Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) dan pengusaha besar Kota Batu resmi membuka Resto Sri Dewi hari ini, Jumat (23/12/2016). Resto yang terletak di Jalan Imam Bonjol ini siap menggoyang lidah para wisatawan dan masyarakat Malang Raya.
Para pimpinan daerah yang tampak hadir adalah Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko, Kapolres Kota Batu, AKBP Leonardus Simarmata dan Damdim 0818 Kabupaten Malang Letkol Arm Muridan. Selain itu, owner Jatim Park Grup, Paul Sastro juga turut hadir.
Pengguntingan pita sebagai wujud dibukanya resto ini dilakukan bersama owner Resto Sri Dewi, Endro Wahyu.
Maka, suasana pembukaan resto di jalan Imam Bonjol Kota Wisata Apel itu sangat meriah dan istimewa.
Apalagi, menu makanan yang disajikan terlihat spesial dan sangat bervariasi. Sebab, ada 32 jenis menu makanan yang disajikan. Sebagian besar adalah menu malangan dengan cita rasa yang berbeda.
“Dari 32 menu masakan itu ada gurami goreng, gulai ikan bandeng tanpa duri dan masih banyak yang lain. Pokoknya soal menu makanan dijamin memuaskan,” kata owner Resto Sri Dewi, Endro Wahyu yang juga Ketua Pemuda Pancasila Kota Batu ini.
Konsumen dan pengunjung Resto Sri Dewi ini tak hanya dimanjakan dengan menu yang bervariasi. Namun, juga beragam karya seni para leluhur. Misalnya, barang-barang antik yang dipadukan dengan kondisi bangunan bernilai seni.
”Semua itu kami harapkan agar para pengunjung resto ini bisa mengenal karya seni para leluhur. Sebab, barang-barang antik itu sudah berumur ratusan tahun,” tutur Endro Wahyu.
Makanya, kata dia, selain terlihat indah, pengunjung bakal betah dan merasa nyaman saat menikmati menu makanam yang ada. Sebab, keindahan gebyok dan fosil serta bangku-meja yang serba kuno dan antik diyakini bakal memberikan suasana tersendiri bagi pengunjung atau konsumen restonya.
Alasannya, karena semua itu membawa aura positif tersendiri. Makanya, saat grand launching Resto Sri Dewi itu para undangan tak hanya sekedar datang karena memenuhi undangan. Namun, banyak kolektor barang antik yang ikut hadir.
Di antara kolektor itu adalah Sugeng Hardiansyah dari Semarang, Jawa Tengah. Dia mengaku sangat tertarik dengan benda antik yang berumur ratusan tahun seperti fosil kayu. Untuk fosil kayu itu dia menawar seharga Rp 250 juta.
Meski begitu Endro Wahyu yang juga penggila barang antik enggan melepaskan barang yang ditawar Sugeng. “Ya,semua ini karena berdasarkan hoby dan suka. Sebab barang tersebut tidak ada duanya. Karena itu kami tidak akan tergiur dengan tawaran itu.
Ya karena ini bagian dari seni nan antik. Tentunya semakin lama, harganya bakal bertambah menggeliat,” timpalnya sembari tersenyum.