WONOSOBO, beritalima.com – Ribuan ojek pangkalan (opang .red) dan pengemudi angkutan umum di Wonosobo melakukan aksi damai dan longmarch (konvoi .red) di jalan raya dalam kota terhadap keberadaan ojeg dan angkutan berbasis online.
Aksi konvoi berangkat dari alun – alun berkeliling di dalam kota dan kembali ke tempat asal yang diikuti para peserta aksi damai ini.
“Sejak beberapa tahun lalu kita sudah melakukan rapat koordinasi antara opang dan pengemudi angkutan umum. Namun karena suatu hal termasuk beredarnya berita hoax di medsos maka kami kedepankan kesatuan dan persatuan.” Papar Kusdiaryo pada Kamis (3/1)
Koordinator aksi ini melanjutkan bahwa pihaknya telah menyatukan langkah guna tuntutannya dapat tercapai dan aksi ini pun disambut baik oleh Organda. Disebutkan tuntutan dalam aksi ini, ojol dan angkutan yang berbasis online untuk tidak dioperasionalkan di wilayah Wonosobo.
“Apalagi mereka tidak memberikan konstribusi PAD ke Pemkab Wonosobo.” Katanya.
“Harapan kami pemerintah membuat perda yang menolak operasionalnya angkutan berbasis online ini, seperti yang ada di kabupaten Temanggung.” Tambah Kusdiarto.
Terpisah, Kabag Ops Polres Wonosobo mengungkapkan personil yang diterjunkan untuk pengamanan aksi ini.
“Pihak polres menurunkan 350 personil sedangkan dari kodim 150 anggota. Demikian pula dengan instansi lain juga membantu pengamanan.” Tutur Kompol Sutomo.
Sementara rekayasa lalulintas juga telah kami laksanakan, imbuh Kabag Ops, pengguna jalan menuju Semarang – Purwokerto dan ke Dieng kami alihkan ke jalur alternatif.
“Sebelumnya kami juga menghimbau kepada para peserta aksi untuk tertib di jalan raya waktu konvoi dan jangan mudah terprovokasi.” Imbuh Sutomo.
Ditambahkannya,bagi ojol diharapkan untuk tidak beroperasi saat adanya aksi dan masyarakat untuk tidak cemas bila akan bepergian karena Pemda menyediakan armada angkutan secara gratis. (Budi)