TRENGGALEK, Aberitalima.con –
Sekitar 7 ribu orang berpakaian santri geruduk Mapolres Trenggalek dalam gelaran tabligh akbar habib Lutfi. Ribuan element masyarakat dari berbagai penjuru di wilayah kota kripik tempe ini memadati tempat yang disediakan panitia hingga meluber di sepanjang jalan depan Mapolres. Walau ribuan orang yang datang, namun semua tetap khusuk mengikuti prosesi tabligh akbar pimpinan habib Ali Zaenal Abidin Assegaf. Walau sempat ada peserta yang sedikit kecewa karena beliaunya Habib Lutfi tidak bisa hadir, namun dengan penjelasan panitia akhirnya semuanya bisa kondusif. Polres Trenggalek, menggelar Tabligh Akbar tersebut didasari oleh rasa syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran sinergitas Polri dan masyarakat memberikan rasa aman dan tertib diwilayah hukum binaan selama ini. Kapolres Trenggalek, AKBP Didit bambang Wibowo S, S.I.K, menuturkan tabligh akbar ini digelar dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-72 sekaligus sebagai media silaturahmi antara Kepolisian dengan para ulama dan masyarakat Kabupaten Trenggalek.
“Sebagai alat negara dengan fungsi sebagai pengayom, pelayan dan pelindung masyarakat Polri harus mampu menyuguhkan pengabdiian terbaik bagi masyarakat diwilayah hukumnya yang kebanyakan warga nahdliyin,” ucapnya sebelum gelaran tabligh pada Kamis (26/7).
Menurut Kapolres, Trenggalek yang banyak mempunyai pondok pesantren sebagai wadah pendidikan moral bagi warga ini sebenarnya sangat potensial dan diperlukan menejemen sumberdaya yang baik sehingga bisa dikelola dalam mendukung tugas Polri dalam mewujudkan Keamanan, Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas).
“Kondusifitas kamtibmas di Trenggalek terbangun dari sinergi dan komunikasi sosial dengan pondok pesantren yang ada,” imbuh AKBP Didit.
Perwira menengah ramah ini berharap, dengan digelarnya tabligh akbar tersebut bisa menurunkan tensi masyarakat pasca Pilkada Jatim dan menyongsong Pileg maupun Pilpres tahun 2019 yang tahapannya sudah mulai berjalan sehingga tumbuh rasa kebersamaan untuk menjaga kerukunan dan persatuan ditengah masyarakat. “Di era pesta demokrasi saat ini, masyarakat harus cerdas dan tidak mudah terprovokasi oleh berita-berita khususnya media sosial yang belum tentu kebenarannya yang hanya berniat memecah belah ataupun menghancurkan bangsa Indonesia,” harapnya. Sementara itu, Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf dalam tauziahnya mengatakan untuk menjaga keamanan, antara ulama, TNI/Polri dan masyarakat harus bersinergi. Dengan penegasan bahwa pada dasarnya tugas ulama dan TNI/Polri adalah sama.
“Kalau tugas TNI/Polri menjaga keamanan, ulama dan habib tugasnya menjaga keimanan jadi bersama-sama,” tandas Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf.
Dilanjutkannya, tugas Polri dan alat keamanan negara yang lain harus dibekali dengan keimanan dan ketaqwaan terhadap pelaksananya, karena pelaksananya juga manusia.
“Keamanan tanpa keimanan tidak bisa berjalan demikian juga sebaliknya,” lanjutnya. Selain tauziah Islami dan lantunan sholawat yang dipandu oleh Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf, guna memeriahkan acara grup musik Bhayangkara nada yang beranggotakan 6 personel bintara remaja juga tampil dengan membawakan lagu bernafaskan Islam. Dalam tabligh akbar tersebut dihadiri pula Ketua DPRD Kabupaten Trenggalek H. Samsul Anam, Komandan Kodim 0806 Trenggalek Letkol Inf Dodik Novianto, Kasubdit Bintibluh Polda Jatim AKBP Moh. Soenardi, jajaran Forkopimda, Ketua FKUB, Ketua MUI, PCNU dan Muhammadiyah, Muspika se-kabupaten Trenggalek, para tokoh agama dan masyarakat Trenggalek. Heru Gondrong