Riset Prof Anton dan Civitas Akademika Unwaha Diakui Lembaga Internasional

  • Whatsapp

Jombang | BeritaLima – Sedikit banyak Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (Unwaha) sudah bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Negeri baik di Indonesia sendiri maupun di luar negeri bahkan diakui Korean University, Chulalongkorn Thailand, Rajamangala University Thailand, Yamaguchi University Jepang, Kyoto University, IPM di Malaysia, Universitas Brawijaya (UB) Malang, dan ITS Surabaya.

Para Mahasiswa dan Mahasiswi dikirim ke luar negeri selama 2 bulan karena Unwaha telah menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga Internasional terutama dalam hal pengembangan institusi, pengembangan SDM, kolaborasi penelitian, jurnal internasional, workshop dan kajian, pertukaran dosen dan mahasiswa.

Rektor Unwaha Prof. Dr. H. Anton Muhibuddin menyatakan, Unwaha merupakan Perguruan Tinggi (PT) berbasis pesantren terbaik di Indonesia karena menurut penilaian Kemendikbud Ristek, Unwaha berada di atas PTNU lain di Indonesia.

Unwaha pun yang dilihat Prof. Anton memiliki 4 fakultas dan 14 prodi, lebih banyak melakukan penelitian seperti yang dirilis Dekan Fakultas Pertanian Zulfikar, SP., M.Si telah menerbitkan 13 buku yang dihimpun dari hasil karya tulis ilmiah. Mulai dari Budi Daya Kangkung Darat, Pemanfaatan Limbah Jerami dengan sistem Bioteknologi Probiotik sebagai upaya peningkatan pendapatan sampai Analisis Cabai Rawit Tahan Hujan dan Manajemen Tanaman.

Juga diketahui Rektor, Dekan Fakultas Pertanian Unwaha telah menyusun Disertasinya tentang Pemodelan Struktural Keberhasilan Konservasi Lahan Kritis Dengan Tanaman Buah Di Kabupaten Jombang sebagai syarat untuk memperoleh gelar Doktor dalam Bidang Biologi, di Universitas Brawijaya pada Fakultas MIPA, Jurusan Biologi.

Bahkan dalam penelitiannya, Prof. Anton pun menjelaskan bahwa yang dilakukan pihak Unwaha terhadap hasil risetnya, telah diakui oleh beberapa kepala desa terhadap pengembangan bakteri atau mikroba sebagai pupuk organik untuk budi daya tanaman pertanian. Namun dua tahun belakangan ini, beberapa desa dan masyarakatnya sudah ada yang percaya bahwa hasil riset pupuk mikroba yang dilaksanakan tim peneliti Unwaha sangat mendukung petani.

“Kita bisa meriset pupuk yang bisa mengusir tikus, dengan aroma pupuk itu tikus tidak berani masuk merusak tanaman petani,” tuturnya beberapa minggu lalu, pada Minggu (19/12/2021).

Rektor pun menegaskan, hasil riset Prof. Anton dan Civitas Akademika Unwaha, tidak saja diakui dalam negeri akan tetapi diakui juga oleh beberapa lembaga internasional meskipun secara de jure belum mengantongi ISO tapi secara de facto beberapa perguruan tinggi luar negeri seperti Jepang dan lain sebagainya mengakui hasil riset Prof. Anton mampu memperbaiki kerusakan tanah, merangsang dan menguatkan pertumbuhan akar tanaman.

“Sehingga ada efesiensi bagi para petani dalam penggunaan pupuk subsidi non organik yang harganya cukup mahal dibanding pupuk organik hasil riset Unwaha lebih murah untuk satu hektar luas areal tanaman,” tegas Prof. Anton

Prof. Anton pun dalam kedekatan emosionalnya dengan perguruan tinggi negeri di Jepang terus menjaga kepercayaan disamping diakui tingkat Asia juga mengharapkan rekognisi dari internasional. Ia menginginkan secepatnya mendapat pengakuan dari lembaga sertifikasi standar internasional ISO/IEC 17025 untuk Standar Akreditasi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi.

Diakui Rektor untuk mendapat sertifikat standar Internasional itu, menurutnya tidak mudah melainkan harus susah payah bahkan sampai puluhan tahun pun baru bisa mendapatkan sertifikat ISO. Tapi dengan kedekatan emosional itu dengan perguruan tinggi negeri di Jepang, harapannya tidak perlu lama – lama memperoleh ISO/IEC 17025.

“Kita tidak perlu begitu lama mendapatkan pengakuan Internasional dengan mengantongi ISO/IEC 17025, kita jalan pintas lewat Jepang, mudah – mudahan dengan melalui Jepang ini bisa secepatnya mendapat ISO, karena yang akan di ISO kan lebih dulu tentang pengujian laboratorium,” harapnya.

Sementara sampai saat ini masih terus mengembangkan bakteri yang menguntungkan bagi tanaman menjadi pupuk cair mikroba sebagai pupuk organik alami untuk tanaman pertanian sehingga menghasilkan tanaman yang berkualitas. Menurutnya apa saja yang dilakukan tim riset Prof. Anton di Unwaha sesuai kebutuhan petani misalnya petani cabai, selama ini masyarakat petani cabai sering gelisah karena cabai tidak tahan hujan.

Namun faktanya, Fakultas Pertanian Unwaha mampu mengembangkan mikroorganisme untuk tanaman cabai rawit tahan hujan bekerjasama dengan CV. Pendawa Kencana Multifarm Yogyakarta. Terbukti dari buku hasil analisis cabai rawit tahan hujan dan manajemen tanaman, cetakan 2018 menjelaskan bahwa peneliti mulai pembuatan bibit, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen.

Di halamana 67 disebutkan, petani menggunakan cabai rawit tidak hanya tahan hujan tapi mampu panen pertama umur 70 – 75 hari. Untuk panen seterusnya 3 hari sampai mencapai 40 kali panen. Pada saat pemanenan ke-3 disemprot dengan pendawa ampuh pembuangan dengan kadar 2 tutup per liter air.

Reporter : Dedy Mulyadi

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait