SURABAYA, beritalima.com – Kerjasama Triple Helix antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perguruan tinggi, dan perusahaan, yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa pendidikan D3 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), nampaknya mulai membuahkan hasil. Dari ratusan orang yang daftar, ada sebanyak 81 pendaftar dinyatakan diterima. Mereka pun berhak menyandang dua status, yaitu mahasiswa dan karyawan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada mahasiswa penerima beasiswa Pemkot Surabaya itu untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Sebab, saat ini anak yang kurang mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya.
“Jadi, jangan sia-siakan program beasiswa Pemkot Surabaya ini. Sekarang anak yang kurang mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya,” kata dia saat memberikan kuliah umum berjudul Membangun Kesatuan dan Keberagaman dalam rangkaian acara masa orientasi bersama (MOB) mahasiswa Politeknik Ubaya di Gedung PF Lt 6 Kampus II Ubaya Kalirungkut, Jumat (7/9/2018).
Wali Kota Risma menjelaskan, ia sudah mengantar anak-anak kurang mampu ini untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Setelah lulus studi, penerima beasiswa ini langsung penempatan kerja ke perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kerjasama Triple Helix.
“Dengan mengerahkan segala kemampuan, pasti semua diberi kesempatan. Tidak ada yang tidak mungkin asal kita semua mau berusaha. Seperti Kota Surabaya yang sudah sejajar dengan kota-kota lain di dunia,” tegas Wali Kota Risma.
Dia juga meminta kepada penerima beasiswa untuk tidak memikirkan dari mana asal keluarganya. “Kalian harus bersyukur dari manapun asal kalian. Pokoknya jangan lelah untuk terus berusaha,” tuturnya.
Meski demikian, lanjut Wali Kota Risma, jangan pernah sekalipun melupakan jasa orang tua. Karena hal ini tidak terlepas dari jasa-jasa mereka.
“Setelah lulus nanti kalian terikat dengan perusahaan tempat bekerja. Bekerjalah dengan baik, berilah yang terbaik dari diri kalian. Dengan begitu, Tuhan pasti tidak menutup mata atas usaha kalian,” ungkap wali kota yang sarat prestasi ini.
Wali Kota Risma mengingatkan untuk tidak malu bertanya kepada siapapun bila menemui kendala. Karena ini adalah tempat belajar. “Tinggal kalian mau atau tidak. Karena semuanya sangat mungkin apabila sama-sama kerja keras,” katanya. Mulai dari Politeknik Ubaya ini, lanjut dia, bisa dibuktikan bersama-sama dengan karya.
Sementara itu, Direktur Politeknik Ubaya Benny Lianto Effendy Sabema menyatakan, tahun ini pihaknya menerima sekitar 300 mahasiswa baru. 81 diantaranya merupakan mahasiwa penerima beasiswa Pemkot Surabaya. “Kerja sama Triple Helix ini merupakan terobosan baru, karena melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan perusahaan,” kata Benny.
Sebagai beasiswa plus, kata Benny, penerima beasiswa menyandang dua status sekaligus saat masih dalam proses perkuliahan, yakni mahasiswa dan karyawan. Sebab, saat proses seleksi beberapa waktu lalu, mereka dites juga oleh perusahaan yang akan mempekerjakan mereka.
“Semangat belajar penerima beasiswa harus berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa lain itu perlu kuliah kemudian mencari kerja. Kalau penerima beasiswa ini dapat dua status, mahasiswa dan karyawan,” katanya.
Model perkuliahan, lanjut Benny, diajari oleh dosen Politeknik Ubaya dan pihak perusahaan. Saat magang, penerima beasiswa juga magang ke perusahaan tersebut. Sehingga, ketika lulus penerima beasiswa sudah matang untuk bekerja.
Salah satu penerima beasiswa Pemkot Surabaya adalah Ivan Dwi Putra Iswanto. Alumni SMAN 7 Surabaya tahun 2017 ini mengaku tidak akan menyia-nyiakan beasiswa Pemkot Surabaya yang sudah berhasil diperoleh. “Saya juga sudah berjanji kepada almarhum kedua orang tua untuk menjadi anak yang berhasil,” tegasnya. Ivan memilih program studi D3 Manajemen Pemasaran. Setelah lulus nanti akan bekerja di PT Borwita Citra Prima. (*)