SURABAYA, beritalima.com | RW.08 Rungkut Mapan Barat (RMB), Kecamatan Rungkut, Surabaya, telah ditetapkan sebagai Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo. Bahkan, berbagai pihak memprediksi kampung berpenduduk 1.736 jiwa ini bakal berada di puncak ribuan Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo yang dilaunching Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Muhammad Fadil Imran dan Pangdam V/Brawijaya Mayjend TNI Widodo Iryansyah, Jumat (12/6/2020) sore kemarin.
Peresmian 1.339 Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Surabaya, yang diikuti seluruh pengurus Kampung Tangguh melalui zoom meeting di kampung masing-masing, pusatnya diadakan di Jalan Wonorejo II Surabaya. Bersamaan itu, Kampung Tangguh RMB juga mendapat kehormatan kedatangan rombongan dari Polda Jatim yang dipimpin Kabid Keuangan Polda Jatim, Kombes Pol Takwil Ichsan. Padahal, sehari sebelumnya, Kamis (11/6/2020) petang, kampung perumahan ini juga telah menerima kunjungan Tim Penilai Kampung Tangguh dari Polda Jatim.
Kombes Takwil Ichsan bersama rombongan datang di Kampung Tangguh RW.08 RMB ini sekitar pukul 15.00 WIB. Mereka pun harus menjalani protokol kesehatan, melewati pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan, memakai hand sanitizer, dan masuk bilik sterilisasi, baru menuju Posko Kampung Tangguh RW.08 RMB di lapangan timur RMB..
Rombongan disambut yel-yel anggota Satgas Siaga Covid-19 RW-08 RMB yang mencerminkan semangat masyarakat yang tangguh kesehatan, tangguh pangan dan tangguh keamanan, yang juga ganti mendapat applause dan acungan jempol berkali-kali dari Kombes Pol Takwil Ichsan.
Sama seperti tanggapan Tim Juri Kampung Tangguh Semeru sehari sebelumnya, Kombes Takwil juga terkesan dengan sistem Kampung Tangguh RMB. Namun, Kombes Takwil menandaskan sangat tertarik pada konsep kemandirian warga RMB. Dia mengatakan, banyak hal yang patut dicontoh di RMB, khususnya bagaimana warga RW.08 ini bisa tangguh dengan kekuatan sendiri.
“Ini yang patut kita acungi jempol pada kemandirian masyarakat di sini, yang kuat membantu yang lemah, dan yang lemah pun berupaya dengan tenaga dan pikirannya untuk membangun lingkungannya sendiri,” ujar Takwil.
Takwil menyatakan, akan melaporkan semua temuan di RMB ke Polda Jatim, dan berharap kampung ini menjadi pilot project percontohan Kampung Tangguh untuk dikembangkan seKecamatan Rungkut atau meluas ke tingkat kota, bahkan bisa juga seJatim dan nasional.
Kampung Tangguh dibentuk untuk menguatkan peran kampung dalam pencegahan penyebaran Covid-19, pasca berakhirnya perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Warga RW 08 RMB tampak semangat mengikuti peluncuran Kampung Tangguh Semeru Wani Jogo Suroboyo.
RW.08 RMB menerapkan protokol cegah Covid-19 sejak beberapa bulan lalu. Setiap warga maupun tamu yang masuk kampung ini harus melewati pemeriksaan suhu tubuh oleh petugas keamanan RMB. “Bila ada yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat celcius, pihak yang jaga harus koordinasi dengan Kasatgas, nanti Kasatgas akan menindaklanjuti keluar,” kata Wakil Ketua RW 08 RMB, Hariyanto.
Selain itu, warga juga sudah membiasakan diri cuci tangan pakai hand sanitizer dan masuk bilik sterilisasi. Di samping itu, pengurus RMB pun rutin melakukan penyemprotkan cairan disinfektan ke rumah warga.
Diakui Hariyanto, di RW.08 RMB juga ada 7 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, yang sebagian diantaranya telah melakukan isolasi mandiri. Dan untuk mewujudkan slogan Kampung Tangguh, warga bergotong royong dan membantu memberikan makanan maupun dukungan moril kepada tetangga yang mengisolasi diri supaya cepat sembuh.
“Kami juga sudah menginstruksikan pada RT-RT bila ada warga yang terindikasi potensi Civid silahkan dilaporkan dan dibantu. Berikan rasa nyaman, yang penting mereka jangan dikucilkan oleh lingkungan,” jelas Hariyanto.
Sementara itu Humas RW.08 RMB, Roy Mandala, menambahkan, sistem gotong royong warga kampung RMB sebenarnya tidak beda dengan kampung-kampung lain. Namun, yang menjadi perhatian dari swadaya warga, yaitu program Dana Sosial Warga (DSW) serta adanya koperasi untuk warga.
“Setiap kebutuhan warga seperti pembelian CCTV dan semacamnya yang menopang itu dari koperasi dan DSW. Dana ini setiap KK dikenakan Rp 3 ribu perbulan seperti jimpitan,” tutur Roy. Dia menambahkan, dana jimpitan itu juga untuk kegiatan baksos. Sehingga, bila ada warga yang sakit tidak perlu tarikan sumbangan lagi, tapi diambilkan dari dana itu.
Roy juga mengatakan, kendati Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah berakhir dan masuk masa transisi, warga kampung ini tetap meningkatkan rasa kepedulian dan kesadaran warganya. Menurutnya, kepedulian dan kesadaran merupakan hal mutlak untuk membangun kebersamaan dan menjadi tangguh.
Selain itu, sosialisasi pencegahan Covid-19 terus dilakukan warga kampung ini. “Kami ingin membangun budaya pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Jadi, begitu gencarnya kami mensosialisasikan ini karena kebutuhan warga sendiri, tanpa harus ada PSBB atau satgas itu sudah biasa dilakukan warga RMB,” tandasnya. (Ganefo)
Teks Foto: Ketua RW.08 Rungkut Mapan Barat (RMB), Wahyu P Kuswanda (kanan), saat menjelaskan kesiapan dan kegiatan program Kampung Tangguh RMB.