JAILOLO,beritalima.com-Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) lima periode Robinson Missy, mengaku dari naluri politik atas keperpihakan pemilih ideologi ke pasangan nomor urut 3 Paslon Bupati Halbar Ahmad Zakir Mando dan Pendeta Alpinus K Pay ( Zaman-Pay ) bisa disebut pertarungan pilkada selesai dan di menangkan Paslon nomor urut 3.
Hal itu dikatakan Robinson Missy pada wartawan saat kampanye di Loloda, Rabu, 4 November 2020.
Robinson mengaku naluri setiap politisi dalam melihat keperpihakan pemilih ideologi masyarakat pedalaman baik Sahu, Sahu Timur dan sekitarnya dapat disimpulkan pertarungan pilkada 2020 telah selesai.
Menurur Robinson, banyak pemilih fanatik kepada Zakir Mando di wilayah pedalaman Sahu Timur menjadikan dirinya penasaran dan mendatangi setiap desa untuk wawancara minimal 10 orang masyarakat terkait alasan masyarakat mendukung Zakir Mando.
“Saya heran kok masyarakat pedalaman di wilayah Sahu Timur dan sekitarnya fanatik sekali dengan dukungan kepada Zakir, jadi saya tanya alasan kenapa mereka berpihak pada Zakir dan jawaban masyarakat hampir sama adalah Zakir orang baik.”Tutur Robinson.
Robinson mengaku menemui sejumlah kisah yang di ceritakan masyarakat pedalaman kepada dirinya terkait pengalaman mereka secara pribadi dengan Zakir. Kisa cerita yang digambarkan berfariasi dan sulit ditemui pada diri sosok seorang pemimpin dan politisi saat ini.
Dengan itu, dari sejumlah indikator titik wilayah kemenangan serta simpul dukungan Zakir, melalui naluri seorang politisi, Robinson mengaku, cukup dapat dilihat pendukung Zakir dan Pendeta Pay, tidak muda tergoyakan saat mereka suda menaruh hati.
“Saya pengalaman 5 periode DPRD dan momen politik saya ikuti. Tapi dukungan masyarakat kepada kandindat Paslon sangat berbeda jauh dukungan masyarakat kepada Zakir dan Pendeta Pay.”Terang dia.
Menurut Robinson, Pendukung dan simpatisan Zakir dan Pendeta Pay, tak hanya berada di wilayah pesisir, namun bagian pedalaman tak mudah digoyahkan.
Ironisnya kata Robinson, pendukung dan simpatisan Sahu timur dan Sahu sampai nekat membeli baju dan menyablon sendiri hanya untuk bisa hadir setiap kampanye Zaman-Pay. Terlebih yang datang adalah simpul dari tokoh setiap desa dan masyarakat yang dikenal berpengaruh tanpa dipaksa dan diminta karena merasa dekat dengan Zakir. (Ay)