TUBAN, Beritalima.com |
Patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen tertinggi se-Asia Tenggara yang ada di Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Jawa Timur, tiba-tiba roboh. Patung setinggi 30 meter itu roboh pada Kamis (16/4/2020), sekitar pukul 10.15 WIB.
Selang 5 jam setelah patung Dewa Perang Kwan Sing Tee Koen tertinggi se-Asia Tenggara di area Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban roboh, Ketua Umum Tempat Ibadad Tri Darma (TITD) Kelenteng Kwan Sing Bio, Gunawan Putra Wirawan akhirnya buka suara. Gunawan menyebut, penyebab robohnya patung itu karena faktor alam.
Patung yang berada di Klenteng Kwan Sing Bio ini beralamatkan di Jalan Martadinata No 01 Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban kota, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur.
Berbanding terbalik dengan pernyataan Gunawan, anggota DPRD provinsi Jatim dari fraksi PDIP Go Tjong Ping mengungkapkan bahwa robohnya patung dewa perang Kwan Sing Tee Koen murni human eror, Jumat (17/4/2020)
“Kelenteng Kwan Sing Bio merupakan tempat ibadah bagi penganut agama Buddha, Tao, dan Konghucu, atau yang biasa dikenal dengan Tri Dharma. Tempat ibadah ini dipersembahkan kepada Dewa Kwan Kong,”terang Ping, panggilan akrabnya.
“Selaras dengan hal itu, Kelenteng Kwan Sing Bio memiliki makna Kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong. Robohnya itu pastinya 100% human error mulai dari arsitek, teknik sipil dan tukang pekerjanya termasuk pematungnya,” sambung Ping.
Dilihat rangkanya, lanjut Ping, sudah ada yang paham soal bangunan, komentar kelihatan banget cara pembuatannya gak sesuai dengan pakem teknik sipil lebih mirip teknik pembuatan patung ukuran 1meter kebawah
“Jadi patung puluhan ton setinggi 30 meter dan konon katanya ada yg bilang senilai sekitar 2-3M itu akhirnya runtuh dan terbukti rangka tengah yang masih berdiri itu gak meninggalkan jejak bahwa patungnya itu menempel kuat pada rangka tengah , akhirnya iya roboh deh kena hujan panas beberapa tahun saja,” tukas Ping.
“Lagi pula rasan-rasan diantara umat, bentuk wajah Kwan Kong nya juga gak bagus sama sekali , mukanya aneh kelihatannya.
Kalo habis miliaran , kenapa gak diserahkan ahli dari Tiongkok saja?,” sergahnya.
“Patung Nabi Kongzi, patung Kwan Im, patung Kwan Kong , patung Buddha , patung Makco TSSB di tempat aslinya masing masing ditiongkok yang didirikan 70-100 m aja puluhan tahun masih berdiri bahkan patungnya bisa jadi satu dengan bangunan musiumnya dibagian pondasinya, bukankah itu bagus?,” tukas Ping.
“Kalo wajah Kwan Kong nya aja gak mirip dengan aslinya (terasa aneh) gimana kita bisa sreg mau sembahyang ?,” tambah Ping.
“Ini malah nampak kayak pelecehan pada Kongco Kwan Kong pujaan kita tersebut. Seharusnya dibuat yang sempurna terutama bagian wajah / kepala nya,” gerutu Ping.
“Mungkin patungnya runtuh karena Kongconya gak berkenan dengan kualitas patungnya,” imbuhnya.
“Kalo kelak dibangun kembali hendaknya dibangun dengan lebih bagus kualitasnya dengan tenaga ahli yang berkualitas pula jangan asal asalan. Kalo runtuh bukan karena gempa bumi gini , yang malu kan juga kita umat klentengnya bukan ?” pungkasnya. (yul)