SURABAYA, beritalima.com | RS Kemenkes Surabaya bersama Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) Jawa Timur menggelar pertemuan strategis membahas arah penguatan rumah sakit di era Rumah Sakit Berbasis Kompetensi, Rabu (10/12/2025).
Kegiatan ini mempertemukan para pimpinan RSUD se-Jawa Timur dalam upaya
memperkuat mutu, kompetensi SDM, serta tata kelola layanan kesehatan yang adaptif terhadap transformasi sistem kesehatan nasional.
Plh Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha Muliana L. Siahaan, S.H., MARS., M.H.Kes, menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi SDM, penggunaan teknologi medis maju, dan tata kelola berbasis data sebagai fondasi RS berbasis kompetensi.
Martha mengungkapkan, transformasi pembiayaan menjadi isu besar yang dihadapi rumah sakit pemerintah, baik pusat maupun daerah. Karena itu, pertemuan kali ini fokus mengumpulkan direktur RSUD, rumah sakit TNI/Polri dan kejaksaan yang memiliki tantangan serupa.
Mengenai konsep Rumah Sakit Berbasis Kompetensi dipaparkan oleh Ketua Tim Kerja Penataan Sistem Rujukan Direktorat Pelayanan Klinis Kementerian Kesehatan, Ratih Dwi Lestari, S.Kep., MARS. Ratih menjelaskan pentingnya integrasi antara kompetensi SDM, keselamatan pasien, dan efektivitas pelayanan sebagai landasan transformasi rumah sakit.
Dalam diskusi, Ratih menyampaikan apresiasi capaian Jawa Timur yang dinilai bergerak sangat cepat dalam proses sinkronisasi data rumah sakit. Provinsi ini terdapat sekitar 413 rumah sakit, terbanyak di Indonesia. Sinkronisasi datanya sudah 100 persen. “Bahkan saat kami minta pembaruan data satu minggu lalu, responsnya mencapai 89 persen. Ini sangat luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu tantangan terbesar dalam klasifikasi berbasis kompetensi adalah pemenuhan SDM. Banyak rumah sakit memiliki keterbatasan jumlah tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis. Meski begitu, ia menegaskan bahwa strategi bisnis rumah sakit sangat memengaruhi arah pengembangan kompetensi.
“Tidak semua rumah sakit dituntut untuk naik kelas. Ada yang memang strateginya tetap di layanan madya karena sesuai kebutuhan wilayah. Dengan sistem klasifikasi berbasis kompetensi ini, kekurangan-kekurangan rumah sakit terlihat sangat jelas, sehingga manajemen bisa menentukan rencana pengembangan,” paparnya.
Dia mendorong pemerintah daerah melalui dinas kesehatan untuk aktif memantau proses pembaruan data dan sinkronisasi agar potensi rumah sakit dapat berkembang optimal.
Sementara itu, Ketua ARSADA Jawa Timur, dr. Atok Irawan, Sp.P, menjadi pembicara dengan materi “Strategi RSUD Menjawab Tantangan RS di Era RS Berbasis Kompetensi.”
Antok menekankan perlunya rumah sakit memperkuat kompetensi tenaga medis, memperbaiki manajemen kinerja, serta memastikan layanan memenuhi standar nasional.
Dalam kegiatan ini, RS Kemenkes Surabaya juga memperkenalkan dua layanan unggulan sebagai penguatan pusat rujukan Indonesia Timur;
Pertama, Layanan PET Scan Pertama di Jawa Timur, dipresentasikan oleh dr. Tri Pera Sucianti, Sp.KN-TM, yang menjelaskan manfaat PET Scan dalam diagnosis kanker, evaluasi terapi, dan pemetaan kelainan organ secara presisi tinggi.
Kedua, Layanan Radioterapi untuk Pusat Kanker RSUP Kemenkes Surabaya,
disampaikan oleh dr. Donald, Sp.OnkRad, yang menegaskan kesiapan rumah sakit memberikan layanan terapi radiasi yang cepat, terintegrasi, dan mendukung penanganan pasien kanker dari provinsi-provinsi di Indonesia Timur.
Kegiatan ini menegaskan posisi RS Kemenkes Surabaya sebagai Super Hub Rujukan Indonesia Timur, dengan penguatan layanan diagnostik, terapi kanker, Jantung, Stroke dan Uronefrologi (KJSU) serta pembangunan SDM berbasis kompetensi. (Gan)
Ki-ka: Ketua ARSADA Jawa Timur, Plh Dirut RS Kemenkes Surabaya, dan Ratih Dwi Lestari dari Kemenkes.








