SURABAYA, Beritalima.com |
September adalah Bulan Alzheimer Dunia (World Alzheimers Month) karena seluruh dunia memperingati Hari Alzheimer Dunia (World Alzheimers Day) yang jatuh tiap tanggal 21 September.
Penyakit Alzheimer merupakan penyebab tersering dari demensia (pikun), dan tahun ini perayaan World Alzheimers Month 2021 mengusung tema Kenali Alzheimer: Pentingnya Deteksi Dini.
Seiring tema tahun ini, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) turut serta mempersembahkan Pengabdian Kepada Masyarakat dari Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga berupa Webinar dan Pelatihan Deteksi Dini Pentingnya Kesehatan Jiwa dalam Healthy Ageing (Menua dengan Sehat), pada Minggu (19/9/2021).
Pembicara pertama sekaligus Ketua Program Pengmas dr. Brihastami Sawitri, Sp.KJ, mengingatkan bahwa Menua dengan Sehat tidak hanya inisiatif yang dicanangkan oleh WHO, namun merupakan hak dari lansia yang dilindungi Undang-Undang di Indonesia. Ia juga membahas mitos dan fakta terkait kesehatan jiwa lansia untuk mematahkan ageism (ageisme).
Tidak hanya rasisme dan seksisme, terkadang kita tidak menyadari kalau terjebak ageisme, yaitu prasangka, stigma, atau diskriminasi terhadap seseorang atau kelompok berdasarkan usianya, ucap dr. Brihastami.
Sementara pembicara kedua, pakar psikogeriatri nasional dari Universitas Airlangga yang juga merupakan Ketua Seksi Psikogeriatri PDSKJI (Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia) Pusat, dr. Erikavitri Yulianti, Sp.KJ(K), menampilkan video demo deteksi dini yang kemudian dipraktikkan oleh masing-masing peserta pada kelompok kecil yang dipandu oleh fasilitator.
Webinar diikuti dengan antusias oleh berbagai kalangan, mulai dari pasien lansia dan penyedia rawat (caregiver), kader lansia, perawat, dokter umum, psikolog, psikiater, serta masyarakat awam lainnya yang peduli terhadap kesejahteraan lansia Indonesia.
Pada kesempatan ini dibagikan pula Buku Saku Kesehatan Jiwa Lansia yang diharapkan semakin membantu masyarakat dalam mendeteksi demensia dan gangguan jiwa lainnya sehingga dapat ditangani secara tepat sejak dini.
Tak lupa pula seluruh peserta diajak melakukan senam otak bersama sebagai salah satu upaya pencegahan demensia atau pikun.
Di akhir acara, seluruh panitia dan peserta berfoto bersama serta secara kompak membuat tanda segitiga seperti huruf A dengan jari tangan, sebagai tanda kepedulian terhadap demensia Alzheimer. (Yul)