TULUNGAGUNG, beritalima.com- Ratusan karyawan RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, mengikuti pelatihan manajemen resiko di Front One Hotel Tulungagung.
Pelatihan dilakukan guna meningkatkan kemampuan melakukan kontrol, mitigasi dan reduksi risiko untuk keselamatan pengguna rumah sakit.
Kegiatan yang diprakarsai Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Sub Manajemen Risiko RSUD dr. Iskak Tulungagung ini, melibatkan seluruh unsur rumah sakit.
Mulai manajemen, direksi, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, Sub Komite Manajemen Resiko, Komite Keselamatan Pasien, Komite K3 RS, Komite PPI, Satuan Pengawas Internal RS, seluruh kepala ruangan dan kepala instalasi RS sebagai para pemilik resiko.
Dengan pelatihan ini, diharapkan peserta dapat menyusun Risk Register, Profil Risiko, Analisa Risiko, hingga Pemantauan Risiko dan Analisa Risiko secara proaktif dengan Analisa FMEA (Failure Mode Effect Analysis).
“Dengan melakukan assesmen resiko secara proaktif, rumah sakit dapat mencegah bahaya (hazard) yang terjadi dengan melakukan kontrol, mitigasi dan reduksi risiko. Sehingga meningkatkan keamanan dan keselamatan bagi semua pengguna rumah sakit serta meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit,” terang Ketua Komite PMKP dr. Wahyu Sita Wardani, M. Ked. Klin., Sp. KFR.
Pelatihan tersebut menghadirkan Ketua Institusi Manajemen Risiko Klinis, dr. Arjaty W. Daud., MARS, FISQua, CERG, QRGP sebagai narasumber. Dia berharap pimpinan dan semua lini di rumah sakit dapat melakukan analisa secara pro aktif.
Arjaty menyampaikan beberapa materi tentang konsep manajamen resiko. Konsep manajemen resiko ini dianggap penting, karena selama ini terdapat beberapa rumah sakit yang harus membutuhkan pemahaman lebih mengenai perbedaan risiko, insiden dan masalah yang akan jatuh kepada keadaan krisis.
“Keadaan krisis yang tidak tertangani bisa mengakibatkan darurat dan bencana,” ingatnya.
Pimpinan dan tenaga kesehatan di rumah sakit harus tahu konsep manajemen risiko, dari pasien safety menjadi manajemen risiko secara komprehensif. (Dst).