RSUD dr. Soedomo Gandeng Basarnas Gelar Rakor Penanganan Bencana di Lingkungan Rumah Sakit

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Antisipasi adanya potensi bencana alam yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedomo Trenggalek menggelar rapat koordinasi. Dalam rapat koordinasi (Rakor) kali ini, pihak rumah sakit plat merah tersebut sengaja mendatangkan nara sumber dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Acara yang dilaksanakan secara virtual itu, terpusat di Aula RSUD dengan setidaknya di ikuti oleh 100 orang peserta. Akan tetapi, mengingat adanya penerapan protokol kesehatan (prokes) maka peserta tatap muka dibatasi. Sekitar 20 orang mengikuti kegiatan secara langsung, sedangkan yang lain melalui aplikasi ‘zoom meeting’ antar ruangan.

Dikonfirmasi beritalima.com usai rakor, Direktur RSUD dr. Soedomo Trenggalek, dr. Sunarto mengatakan jika secara substansial kegiatan dimaksud merupakan salah satu upaya nyata dari pihaknya dalam menyiapkan diri serta sumber daya untuk kewaspadaan terhadap kemungkinan timbulnya kebencanaan.

“Semua demi keselamatan bersama. Karena sesuai informasi dari BMKG bahwa Trenggalek memang termasuk salah satu daerah dengan tingkat resiko tinggi terhadap adanya bencana alam,” sebutnya, Sabtu (12/6/2021) siang.

Pria ramah itu menambahkan, sebagaimana sudah beredar informasi bahwa Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika ( BMKG ) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gempa besar di sepanjang jalur pantai selatan Jawa Timur. Diprediksi, gempa dengan magnitudo (kekuatan) maksimal mencapai 8,7 Skala Richter tersebut bisa menimbulkan gelombang tsunami dengan tinggi antara 26 – 29 meter.
Mengingat begitu besar dampak yang bisa ditimbulkan ketika bencana itu terjadi, maka pihaknya sebagai pengampu kepentingan di rumah sakit harus sesegera mungkin mempersiapkan dari berbagai kemungkinan. Karena, rumah sakit adalah tempat dimana banyak masyarakat yang berkumpul. Sehingga, kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi walaupun kecil harus tetap dipersiapkan segala sesuatunya dengan matang.

“Disini, kami sebagai pengelola rumah sakit yang merupakan tempat berkumpulnya banyak orang terutama pasien maka harus benar-benar mampu mengantisipasi segala kemungkinan terburuk secara tepat,” imbuh dr. Narto sapaan akrabnya.

Seperti, lanjutnya, proses evakuasinya, sarana apa saja yang diperlukan, bagaimana tata cara menyelamatkan pasien, petugas medis atau lainnya. Oleh karena itu, dalam rakor sengaja didatangkan personel dari Basarnas yang memang sudah punya pengalaman dan kompetensi mengenai prosedur atau langkah-langkah penyelamatan.

“Kami menggandeng narasumber dari Basarnas dengan pengalaman yang banyak dan jelas berkompeten sehingga ketika benar-benar terjadi gempa penangannya bisa tepat,” tandas dr. Sunarto.

Sementara itu, Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Trenggalek, Yoni Fariza menyebut bahwa potensi itu bukan prediksi (perkiraan) karena jelas sudah melalui kajian, riset serta penelitian ilmiah. Walau begitu, dirinya tetap menghimbau agar warga tidak panik terhadap informasi BMKG tentang potensi gempa dan tsunami di Jatim namun begitu tetap harus waspada.

“Semua wilayah punya potensi dan bencana alam itu pasti terjadi. Tapi kapan waktunya yang belum bisa dipastikan. Sehingga, kesiap-siagaan serta upaya penyelamatan masyarakat ketika menghadapi bencana itu poin terpenting,” ujarnya.

Masih kata Yoni Fariza, sesuai tugas dan fungsi utama Basarnas ketika terjadi bencana yakni memberikan bantuan dalam pencarian dan pertolongan, penyelamatan, serta evakuasi kepada masyarakat dalam sebuah musibah secara andal, efektif, cepat, efisien, dan aman maka dengan adanya rakor ini diharapkan sumber daya yang ada di RSUD bisa benar-benar diberdayakan secara tepat dan maksimal.

“Sehingga bisa meminimalisir adanya korban maupun kerugian,” pungkasnya. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait