SURABAYA, Beritalima.com |
Menjadi sehat sebenarnya mudah, murah dan meriah. Ini bukan sekedar slogan, karena realita membuktikan. Jenis makanan yang mudah didapatkan, berharga murah dan meriah, terdapat dimana-mana. Namun masyarakat selama ini sudah terlanjur menikmati jenis makanan yang cukup mahal dan ternyata menimbun penyakit. Benarkah?
Founder atau CEO Rumah Pangan Kita, Hason Sitorus mengungkapkan, beras murah yang selama ini dianggap sebelah mata oleh masyarakat, ternyata memiliki kualitas gizi dan vitamin yang sangat penting untuk tubuh kita. Beras berwarna coklat tersebut, diolah oleh petani dari olahan pertama, sehingga kulit ari yang membungkus mineral, vitamin dan zat gizi yang lain masih utuh.
“Sementara, jika beras tersebut dikemas dengan cantik, dipoles hingga beberapa kali sampai kinclong, sebenarnya lapisan kulit ari yang membungkus butiran beras tersebut ikut hilang, terbawa oleh beberapa kali proses pelepasan pembungkus dasar beras. Zat gizi, vitamin dan mineral terbuang bersama lapisan yang lain. Yang tertinggal hanya zat pemanis. Itu sebabnya banyak masyarakat terjangkit penyakit diabetes melitus,” terang laki-laki pemilik hotel Kita yang terletak bersebelahan dengan rumah pangan kita Ini.
“Masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi beras berwarna putih, yang berpenampilan cantik, mudah dimasak dan rasanya lezaat. Kelezatan sementara yang kalau ditimbun terus menerus akan mengakibatkan penyakit diabetes melitus dan tubuh mudah gemuk,” sambung Hason.
Lebih lanjut Hason mengatakan, memasak beras
Warna coklat ini, memang agak susah. Dibutuhkan kesabaran dan niat besar untuk hidup sehat. Jika dibandingkan dengan beras merah yang biasa dikonsumsi oleh pasien diabetes melitus, harga beras coklat ini jauh lebih murah.
“Nilai gizinya sama, harganya jauh lebih murah dari beras merah. Beras coklat ini kalau mau masak, harus direndam semalaman. Kemudian kalau mau dimasak, perbandingan airnya 1:3 jadi banyak airnya. Beri sedikit garam agar rasanya tidak hambar atau sepoh. Setelah itu, baru dimasak. Dan buktikan, ketika terbiasa makan dengan beras coklat ini, disamping tidak mudah gemuk karena kandungan karbohidratnya rendah dibandingkan dengan gizi yang ada di dalam beras coklat. Juga tidak was-was takut terkena diabetes melitus,” jelas Hason.
Hason menambahkan, kemasan beras premium adalah plastik, yang klo dijual laku Rp 2.000.,- jika masyarakat memiliki kesadaran dalam menjaga lingkungan, maka sampah plastik tersebut bisa dikurangi. Beli beras coklat dengan wadah (tempat) kantong isi ulang, gunakan juga semisal jirigen, karung, atau bahan yang tidak dibuang. Disamping bisa mengurangi limbah sampah plastik, juga menghemat pengeluaran. Bisa beli dimanakah beras coklat murah meriah dan sehat ini?
“Kami ada di Kuliner Kita. Di jalan Karang Menjangan, Surabaya. Di rumah Pangan. Kita bisa melakukan demo agar pembeli bisa melihat langsung bagaimana pabrik-pabrik beras membersihkan beras coklat ini dan membuang semua gizi dan vitamin mineral yang ada di dalam beras coklat. Yang tertinggal di beras putih, cantik, kemasan bagus, harganya mahal adalah rasa manisnya saja,” pungkasnya.(Yul)