PADANG — Rumah Bagindo Aziz Chan yang terletak di kawasan Alang Laweh Koto, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat sampai saat ini terlihat masih belum tersentuh oleh pemerintah kota ataupun provinsi. Padahal, Pemko Padang sudah berencana menjadikan kediaman Wali Kota Padang kedua itu sebagai Museum Sejarah perjuangan tokoh pahlawan nasional dari Kota Padang demi memperingati jasa dan perjuangan beliau.
Menyikapi hal itu, Anggota DPRD Padang, Maidestal Hari Mahesa dari Fraksi PPP mengatakan, dahulu sudah ada dianggarkan dana untuk renovasi kediaman Bagindo Aziz Chan tokoh nasional asal Padang ini. Namun, hal itu menurutnya tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan Pemko untuk renovasi tersebut.
Dia menilai, apa yang terlihat sekarang terhadap kediaman Bagindo Aziz Chan sangat memprihatinkan. Kalau memang mau dijadikan museum, harusnya Pemko Padang melalui Dinas Pariwisata Padang sudah memikirkan bagaimana kediaman pahlawan nasional itu memiliki daya tarik. Jika sudah direnovasi, tentu akan menarik tidak hanya bagi masyarakat Kota Padang, tapi juga bagi masyarakat luarkota dan bahkan mancanegara.
“Saya melihat langsung ke tempat kediaman Bagindo Aziz Chan di Alang Laweh Koto beberapa waktu lalu. Menurut saya, nama besar pahlawan nasional tersebut bertolak belakang dengan kondisi rumah tempat beliau dilahirkan,” kata Hesa kepada wartawan, Jum’at (19/8/16) di gedung dewan.
Menurutnya, seharusnya pemerintah melakukan penataan, namun kenyataannya kediaman itu hanya sebuah kenangan bisu dibalik nama besar Bagindo. Terlihat kondisi pagar yang seadanya, halaman yang tidak ada seninya, bagian belakang yang ditumbuhi semak belukar dan lain-lain.
Pemko Padang, katanya, bisa berkaca dari bagaimana Pemko Bukittinggi menjadikan rumah kelahiran Bung Hatta sebagai museum. Di bagian depan rumah kelahiran Bung Hatta tersebut tertata cukup asri dengan dua lantai yang sebagian besar terbuat dari bilah-bilah papan kayu. Sebagian dinding rumah terbuat dari anyaman bambu. Sebuah papan memberitahu pengunjung bahwa rumah kelahiran Bung Hatta itu buka dari Senin sampai Minggu, mulai pukul 08.00 pagi.
Di sana, dapat dilihat dokumentasi foto Syekh Djamil Djambek, guru agama Bung Hatta juga ada. Beberapa benda peninggalan keluarga juga disimpan di rumah itu, seperti mesin jahit tua milik neneknya. Di sana, ada kamar Mamak Idris, ada kamar bujang, ruang baca, serta perabotan rumah yang kebanyakan asli. Ada juga dokumentasi foto saat ia berumur 10 tahun dan semua dokumen mengenai Bung Hatta dipamerkan dalam rumah kediaman sang Proklamator RI tersebut.
Hesa berharap Pemko Padang harus bisa menyediakan dan melengkapi segala sesuatu mengenai sejarah Bagindo Aziz Chan. Petunjuk akses jalan juga harus diperhatikan. Hal itu bertujuan agar generasi muda dapat secara langsung melihat bagaimana sejarah dan perjuangan tokoh nasional dari Kota Padang.
“Buat juga lokasi di tempat tersebut semenarik mungkin dengan tidak menghilangkan ciri khasnya. Yang terpenting, Pemko ataupun Pemprov segera melaksanakan apa yang telah digadang – gadang sebelumnya. Jangan hanya isapan jempol saja. Ini sudah sekian lama, namun belum juga terlihat apa yang dikatakan museum perjuangan Bagindo Aziz Chan itu,” tegas Maidestal Harimahesa.
(pdm/bim/rki)