SURABAYA, beritalima.com | PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2020 (RUPST TB 2020), baik secara langsung dengan penerapan protokel kesehatan yang cukup ketat di Ruang Bromo Kantor Pusat Bank Jatim di Surabaya, dan juga melalui streaming, Senin (3/5/2021).
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir langsung dalam RUPS tersebut. Gubernur menyampaikan terimakasih atas support Bank Jatim terhadap penguatan UMKM.
“Kedepan kami ingin tetap fokus untuk bisa memberikan pendampingan UMKM dan memberikan pembiayaan serta penguatan UMKM agar dapat menembus market dalam negeri maupun luar negeri,” ujarnya.
Khofifah juga memberikan apresiasi terhadap digitalisasi sistem yang telah dilakukan Bank Jatim sehingga menjadi catatan penting sebagai bagian dari perluasan digitalisasi sistem yang harus dilakukan dan diadaptasi oleh seluruh lembaga keuangan di Indonesia.
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman, menyampaikan kinerja keuangan Bank Jatim Tahun Buku 2020 menunjukkan performa bagus dan tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY).
Jika dibandingkan dengan kinerja industri perbankan secara nasional dan regional Jawa Timur, pertumbuhan kinerja Bank Jatim malah di atas pertumbuhan rata-rata.
Berdasarkan kinerja Desember 2020, aset Bank Jatim tercatat Rp 83,62 triliun atau tumbuh 8,94%, dan laba bersih tercatat Rp 1,49 triliun atau tumbuh 8,13% (YoY).
Selama Tahun Buku 2020, Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim tumbuh 13,08% (YoY), yaitu sebesar Rp 68,47 triliun. “Pertumbuhan DPK ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim meningkat,” ujar Busrul.
Dari sisi pembiayaan, meski di tengah masa Pandemi, Bank Jatim mampu mencatatkan pertumbuhan kredit yang positif, tumbuh 8,16% (YoY) atau sebesar Rp 41,48 triliun.
Kredit di sektor konsumsi menjadi penyumbang tertinggi, yaitu sebesar Rp 24,35 triliun atau tumbuh 5,42% (YoY). Diikuti oleh kredit komersial sebesar Rp 10,33 triliun atau tumbuh 11,95%, dan kredit di sektor UMKM sebesar Rp 6,80 triliun atau tumbuh 12,86%.
Komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Desember 2020, Return on Equity (ROE) sebesar 18,77 %, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,55 %, dan Return On Asset (ROA) 1,95 %. Sedangkan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 77,76 %.
Busrul juga menyampaikan, selama Tahun Buku 2020 Bank Jatim telah dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi salah satu BPD yang menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Kepercayaan tersebut merupakan peluang dan salah satu instrumen Bank Jatim yang harus dimaksimalkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan mendorong pemulihan ekonomi di Jawa Timur khususnya di tengah pandemi,” kata Busrul.
Secara teknis, mekanisme penyaluran dana PEN tersebut dilakukan dengan pola direct loan dan two step loan pada sektor UMKM, Konsumsi, dan Korporasi.
Bank Jatim bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur, OJK, Bank Indonesia serta Stake Holder sudah melakukan langkah konkrit dalam pemulihan ekonomi dengan menyalurkan Dana PEN di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Sampai 31 Desember 2020, Bank Jatim telah menyalurkan Dana PEN kepada 72.499 Debitur dengan nominal sebesar Rp 6,86 triliun dan berhasil mencatatkan pencapaian 171,58% dari target nominal yang ditentukan.
Pada RUPS Tahun Buku 2020 ini Bank Jatim membagikan dividen sebesar Rp 48,85,-/ lembar saham. Nilai tersebut naik dari dividen tahun sebelumnya yang sebesar
Rp 48,20,-/ lembar saham. Secara keseluruhan, total dividen yang dibagikan kepada pemegang saham sebesar Rp 733.507.081.305,70 atau 49,26% dari laba bersih Tahun Buku 2020.
Disebutkan, pembagian dividen yang setiap tahun selalu meningkat itu menjadikan saham BJTM sebagai salah satu saham favorit pilihan masyarakat dalam berinvestasi.
Pada RUPS Tahunan Tahun Buku 2020 kali ini terdapat perubahan pengurus. Bank Jatim memberhentikan dengan hormat anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir, yaitu Komisaris Utama Akhmad Sukardi, Komisaris Budi Setiawan, Komisaris Independen Candra Fajri Ananda, dan Komisaris Independen Rudi Purwono.
Selain itu rapat juga menyetujui untuk mengangkat kembali Candra Fajri Ananda sebagai Komisaris Independen, di samping Muhammad Masud yang juga sebagai Komisaris Independen, dan Heru Tjahjono sebagai Komisaris. (Gan)