Saat Konflik Layangan Putus Rifa Handayani Tuai Banyak Simpati

  • Whatsapp

Jakarta – Layangan Putus (Istilah yang dipakai terkait konflik dugaan hubungan Rifa Handayani dan seorang pejabat inisial AH) ramai diperbincangkan di darat dan jagat udara.

Belakangan muncul dukungan moril untuk Rifa Handayani, salah satunya dengan bertebaran sepanduk-spanduk dukungan yang dipasang di sejumlah titik. Bahkan ada petisi untuk mendukung perempuan yang melaporkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ke polisi itu muncul di situs (Change)

Pantauan Kamis (6/1), beberapa spanduk terpasang di Jalan Dr Sahardjo, Jakarta Selatan, jembatan penyeberangan orang (JPO) DPR, Jalan Gatot Subroto, dan Kasablanka Jakarta Selatan.

Spanduk itu menyatakan dukungan kepada Rifa untuk mendapatkan keadilan dalam kasus ancaman dan intimidasi yang dia laporkan. “Selamatkan Rifa Handayani. Dari Pecinta Layangan Putus” demikian tulisan dalam spanduk-spanduk tersebut.

Rifa sebelumnya melaporkan Menko AH dan istrinya YA atas tuduhan ancaman dan intimidasi yang dilakukan di media sosial dengan sangkaan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Namun laporan itu ditolak penyidik Bareskrim Polri dengan alasan bukti-bukti yang dilampirkan tidak kuat. Termasuk saat Rifa kembali untuk melengkapi bukti-bukti, polisi masih belum menerima laporan Rifa.

Karena kecewa, Rifa kemudian melaporkan hal itu secara resmi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan meminta perlindungan kepada Komnas HAM karena merasa jiwanya terancam. Rifa juga menemui Ketua DPR Puan Maharani untuk mempertanyakan laporannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR yang hingga kini tidak ditindaklanjuti.

Kekecewaan Rifa lantas diteruskan Almira Suryani yang menggagas petisi bertajuk “Perempuan Indonesia Bersama Rifa”. Dia mengajak seluruh perempuan Indonesia melalui petisinya untuk mengawal kasus Rifa agar mendapatkan keadilan.

Petisi itu juga menekankan agar penegak hukum tetap memperhatikan perempuan yang sering kali menjadi korban. Apalagi saat berharapan dengan orang-orang besar yang terkesan kebal hukum.

“Sebagai kaum yang melahirkan calon pemimpin bangsa. Perempuan Indonesia harus dilindungi, dijaga dan berhak untuk bicara. Laporan yang dilakukan Rifa Handayani tidak bisa dianggap sepele. Harus diusut hingga tuntas, tidak bisa dibiarkan berlalu,” tulis Almira.

“Kalau seandainya Rifa bohong, maka dia bakal menghadapi ancaman hukuman terkait pencemaran nama baik. Namun jika ucapan Rifa benar, dan kita semua diam. Maka bahaya besar menanti para perempuan Indonesia. Jangan karena sang mantan selingkuhan seorang pejabat, maka bisa seenaknya lepas dari tanggung jawab, jeratan hukum dan sanksi sosial”.

“Pasti saat ini Rifa menghadapi kondisi tertekan. Selain karena aibnya terbuka, dia juga bisa jadi dapat tekanan. Keberanian Rifa mengakui kesalahannya patut diapresiasi, jarang ada orang mau mengaku. Karena berhadapan dengan orang besar, keselamatan Rifa bisa jadi sedang bahaya. Dibutuhkan dukungan perempuan Indonesia untuk bersama nya. Mendapatkan keadilan,” demikian tulisan dalam petisi tersebut.

Hingga hari ini petisi tersebut sudah ditandatangani oleh lebih dari 100 orang. “Kita harus bela hak perempuan,” tulis Febri Luis, salah satu pendukung petisi. “Saya mendukung karena korban butuh kadilan,” imbuh pendukung lain, Dewi Safira.(ar)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait