Jombang | beritalima.com – Budaya Thionghoa Potehi di Indonesia berpusat di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, tepatnya di Klenteng Tri Dharma Hong San Kiong, kurang lebih 30km ke selatan dari pusat kota Jombang. Ketua Museum Wayang Potehi, Toni Harsono baru saja mementaskan wayang potehi saat acara Tong Tong Fair di Den Haag, Belanda, pada September belum lama ini.
Soni Harsono juga selaku Ketua Klenteng Gudo, merayakan Klenteng Gudo Tri Dharma Hong San Kiong tiap 16 September. Saat merayakan klenteng dihadiri Istri Wakil Bupati Jombang Wiwin Sumrambah. Lanjutnya budaya potehi bisa pentas sama seperti pertunjukan kesenian lainnya.
“Terhadap penjaga-penjaga budaya yang luar biasa ini yang mau rela berkorban untuk menjadi duta budaya bagi Indonesia khususnya dari Jombang untuk hadir di Den Haag,” tandas Wiwin, Jum’at (16/9/2022).
Wiwin mengenalkan kepada masyarakat bahwa budaya wayang potehi merupakan potensi Jombang, dimana saat Gus Dur menurutnya bersusah payah menyatukan (perbedaan). Sambungnya hal ini merupakan bagian dari menjaga amanah Gus Dur untuk kebersamaan dan kebersatuan.
“Karena di dunia ini hak semua manusia yang hidup untuk hidup mencintai budayanya dan bisa mengembangkan budaya bersama-sama beriringan tidak ada lagi sekat ras atau agama apapun. Inilah pemersatu kita adalah budaya,” tandasnya.
Di tempat yang sama Toni Harsono yang juga sebagai Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) merasa bangga mementaskan pagelaran budaya wayang potehi saat acara Tong Tong Fair di Den Haag, Belanda. Menurut Toni sedikit banyak membawa nama Indonesia.
“Saat pentas diaspora Indonesia di Belanda terbilang banyak saat menonton terlihat antusias dan ikut joget begitu menyanyikan lagu rek ayo rek ketika hendak penutupan,” jelasnya.
Namun dibalik pemberangkatan ke Belanda terkendala pada dana dan menginginkan Pemerintah Kabupaten Jombang memperlakukan budaya wayang potehi sama dengan kesenian-kesenian lainnya.
“Setelah selesai pentaa, seluruh peralatan perangkat wayang potehi di tinggi disana (Den Haag) sebagai kenangan. Dan seringkali meninggalkan peralatan wayang potehi agar orang-orang sana (diaspora) tahu bahwa potehi Indonesia seperti ini,” tuturnya.
Sebelumnya diungkapkan Penasehat Pusat PSMTI, Go Cong Ping, agar semua sehat dan lancar demi kebesaran Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.
Reporter : Dedy Mulyadi