Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya, M Afghany Wardhana, mengatakan, kegiatan jambore sepeda kuno yang digagas Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Kota Surabaya bekerja sama dengan Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Korwil Jawa Timur ini merupakan rangkaian acara untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723.
“Kegiatan positif dan rekreatif ini menjadi wadah untuk mempererat komunitas sepeda kuno di Indonesia. Juga diharapkan mampu membangkitkan nasionalisme. Para pesertanya nanti akan memakai kostum pejuang,” ujar Afghany, Rabu (18/5/2016).
Afghany menjelaskan, sehari sebelum iring-iringan sepeda digelar pada Minggu (22/5/2016) pagi, terlebih dulu Dispora bersama Kosti akan menggelar acara hiburan. Juga ada lomba peserta terunik (pakaian dan sepedanya), juga lomba orisinalitas sepeda kuno. Ada juga lomba pidato Bung Tomo.
“Sabtu malam ada acara hiburan, baru Minggu pagi mulai ngontel barengnya,” kata dia.
Acara nggowes bareng sepeda kuno tersebut akan mengambil start di depan Taman Mundu (Stadion Gelora 10 Nopember). Dari Taman Mundu, rutenya akan menuju Undaan, berlanjut ke JMP, lalu Kya-Kya lurus ke Kapasan-RSU Soewandhi, dan finsih kembali di Taman Mundu. Rute yang ditempuh mencapai 14 kilometer.
Terkait lokasi start yang berada di kawasan taman dengan peserta jambore sepeda kuno mencapai ribuan, Afghany mengaku sudah mempersiapkan segala hal. Termasuk untuk pengamanan taman.
Dispora tidak berjalan sendirian, tapi bersinergi dengan SKPD lainnya, diantaranya Satpol PP Surabaya, Bakesbang Linmas, Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Dinas Perhubungan (Dishub), dan personel kecamatan serta kelurahan.
“Kami sudah mengantisipasi situasinya. Apalagi, komunitas Kosti selama ini santun dan sopan,” sambung mantan Sekwan DPRD Surabaya.
Muharom dari Kosti mengatakan, peserta jambore berasal dari berbagai kota di Indonesia. Diantaranya dari Pasuruan, Blitar, Kediri, juga beberapa kota dari luar Jawa Timur.
Sejumlah peserta saat ini sudah hadir di Surabaya. Bahkan, kata Muharom, mereka ada yang berangkat dari kotanya dengan ngonthel sepeda kuno. Seperti 200 peserta dari Mojokerto dan 25 peserta dari Pasuruan.
“Ini istimewa buat Surabaya. Biasanya mereka naik truk. Ini bagus untuk menjalin silaturrahmi. Juga untuk menapaktilasi Surabaya sebagai kota pahlawan,” ujarnya.
Menurut Muharom, peserta yang ingin menjadi bagian dar jambore dan nggowes sepeda ontel ini bisa langsung mendaftar ke komunits Kosti, dan di Taman Mundu. Tidak ada biaya pendaftaran alias gratis. “Syaratnya hanya sepedanya kuno,” ujarnya. (Ganefo)