Oleh
DR. dr. Robert Arjuna FEAS *
Hampir setahun tak jumpa pak Deddy ketuka saysa kunjungi ke rumah baru tahu dia lagi pengobatan TBC Paru, badan kurus ,batuk terus berdahak campur dada karena sebelumnya kuat merokok. Dokter sarankan miring dsn minuman dipisah dan hsrus jaga jarak berbicara dengan orang lsin hal Bu Betty udah sakit TBC minum obat 2 tahun lamanya, badan kurus dan pendengaran agak tuli tapi dokter bilang TBC nya sudah sembuh.
Hingga saat ini penyakit TBC adslsh oenyskit nenular ke3 besar di dunia, Indobesis juga menduduki ranking ke3 dunia.
Penyakit ysng dikensl dengan penyakit Koch Pulmonum atau dikenal TBC paru karena ditemukan oleh Robert Koch ahli penyakit TBC paru dunia dan diabdikan senagsi penyakit Koch Pulmonum.
TBC paru rentan menular kepada orang terdekat atau orang yang banyak berinteraksi dengan penderita. Seperti anggota keluarga, teman kerja, teman sekolah, orang yang tinggal di lembaga permasyarakatan, pondok, asrama, panti jompo, rumah sakit, atau tempat penampungan.Seseorang juga lebih rentan terkena TBC paru apabila usianya di atas 60 tahun, anak kecil, perokok, penderita penyakit autoimun, diabetes, penyakit ginjal, HIV, sampai orang yang sedang menjalani kemoterapi.Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis
Banyak yang salah kaprah bahwa TBC sama seperti halnya batuk biasa. Padahal, sejatinya batuk ini lebih berbahaya ketimbang batuk biasa. Oleh karena itu, penanganan dari batuk akibat penyakit TBC (tuberculosis) berbeda penangananya.TBC ini juga dikenal dengan penyakit yang menular. Tak heran bila penyebarannya juga relatif cukup mudah dan cepat karena bisa melalui udara. Untuk penderita TBC kerap memiliki riwayat tertular dari penderita lainnya. Penyakit TBC ini menyerang paru-paru, yang disebabkan oleh basil Mycrobacterium Tuberculosis.Akan tetapi, tak jarang sistem kekebalan tubuh ini gagal melawan dan melindungi dari serangan TBC karena sistem kekebalan tubuh seringkali juga berfluktuatif dengan cepat karena berbagai faktor. Dan biasanya, meski sudah diberantas oleh sistem kekebalan tubuh, basil ini juga bisa saja tetap aktif. Nah, kondisi inilah yang disebut TBC laten.
GEJALA TBC
1. Batuk parah yang berlangsung selama lebih dari tiga minggu
2. Dada terasa sakit
3. Dahak ada darahnya
4. Sesak napas
5. Berat badan turun tanpa sebab jelas
6. Tidak nafsu makan
7. Mual dan muntah
8. Mudah lelah atau sering lemas
9. Badan kerap demam dan menggigil
10. Tubuh banyak berkeringat, terutama di malam hari
Mycobacterium tuberculosis sebagai agen penyebab penyakit TBC merupakan kuman yang bersarang d9i dalam droplet/percikan liur seseorang. Sehingga, penularan penyakit TBC ini sangat mudah melalui percikan liur seseorang ketika seseorang berbicara atau berhadapan muka dengan penderita. Orang yang tinggal serumah dengan penderita aktif TBC memiliki risiko yang sangat besar untuk tekena penyakit TBC. Petugas kesehatan dari puskesmas atau dinas kesehatan setempat biasanya akan melakukan uji surveillance pada sekitar lingkungan rumah penderita untuk mengetahui apakah ada kemungkinan penderita lain yang terkena TBC. Jika kamu merasa tinggal serumah dengan penderita aktif TBC, kamu bisa memeriksakan diri ke pelayanan untuk dilakukan screening apakah telah terinfeksi M. Tuberculosis atau tidak.
DIAGNOSA PENUNJANG
1. tes darah,
2. tes dahak,
3. Rontgen dada,
4. Mantoux test.
5. Tesi IGRA
Penegakkan diagnosis TBC selain dengan gejala dan pemeriksaan fisik yang mengarah pada TBC juga diperlukan pemeriksaan penunjang mikrobiologis menggunakan sampel dahak. Jika gejala sudah mengarah ke TBC perlu dilakukan pemeriksaan dahak untuk memastikan apakah bakteri yang menginfeksi adalah bakteri penyebab TBC. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di puskesmas atau pelayanan kesehatan lain seperti laboratorium atau rumah sak
FAKTOR RESIKO :
1. Perokok aktif
2. Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya
3. Sering berhubungan dengan pengidap TBC aktif
4. Orang yang sering menjalani kemoterapi
5. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah
6. Pengidap HIV/AIDS
KOMPLIKASI TBC:
1. Meningitis
2. Kerusakan sendi
3. Gangguan organ tubuh, seperti ginjal, hati, jantung
4. Merasa nyeri pada punggung
TERAPI PADA TBC
1. Isoniazid
2. Rifampicin
3. Pyrazinamide
4. Ethanol
Sesuai dengan standar WHO dan Kementrian Kesehatan, pengobatan TBC dilakukan dengan mengunakan OAT (Obat Anti TB) yang telah disesuaikan dengan keadaan masing masing pasien. Obat ini wajib diminum selama minimal 6 bulan pengobatan tanpa terputus. OAT berisi empat kombinasi obat atau lebih untuk diminum secara rutin. Pengobatan TB dibagi menjadi dua fase, fase intensif yaitu pada dua bulan pertama dan fase lanjutan pada 4 bulan berikutnya. Fase intensif bertujuan untuk menghilangkan kuman TB yang sedang aktif, sedangkan fase lanjutan bertujuan untuk memberantas kuman TB yang dorman/istirahat pada bagian paru-paru kita.
PENCEGAHAN :
TBC memang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar dan tepat tentunya. Secara umum, pengobatan TBC saat ini dijalankan dengan memberikan beberapa jenis antibiotic kepada pengguna dengan dosis yang tepat, serta dalam jangka waktu tertentu.Vaksin juga diberikan sebagai langkah pencegahan. Vaksin ini disebut dengan BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan vaksin jenis ini di Indonesia telah diberikan pada bayi-bayi yang belum berusia 2 bulan serta masuk dalam imunisasi dasar.
Penyakit ini mudah menular dari satu penderita ke orang sekitarnya, tapi bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat.jika tidak diobati, TBC paru bisa memicu komplikasi kerusakan paru-paru permanen sampai mengancam jiwa.
Tuberkulosis (TBC) atau TB adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lain, seperti ginjal, tulang belakang, dan otak.Menurut WHO, sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat penyakit TBC di tahun 2020. Penyakit ini merupakan penyakit dengan urutan ke–13 yang paling banyak menyebabkan kematian, dan menjadi penyakit menular nomor dua yang paling mematikan setelah COVID-19.Indonesia berada di urutan ke–3 negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada sekitar 845.000 penderita TBC di Indonesia.
Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah.Penularan tuberkulosis (TBC) terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk. Oleh sebab itu, risiko penularan penyakit ini lebih tinggi pada orang yang tinggal serumah dengan penderita TBC.TBC pada paru-paru akan menimbulkan gejala berupa batuk lebih dari 3 minggu yang dapat disertai dahak atau darah. Selain itu, penderita juga akan merasakan gejala lain, seperti demam, nyeri dada dan berkeringat di malam hari.
TBC dapat dicegah dengan vaksin BCG. Pemberian vaksin ini disarankan sebelum bayi berusia 2 bulan. Pencegahan juga dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit dan memakai masker saat berada di tempat ramai.Demikian agar dimaklumi pengobatan dsn pencegahan TBC secara umum.semoga bermanfaat guna.
RobertoNews1393 《12.4.22(07,30)》
• Praktisi Dokter & Penukus Ilmu Kesehatan