SURABAYA, beritalima.com | Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara konsisten menggelar kegiatan “Sambat Warga kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi” atau yang biasa diketahui sebagai kegiatan “Sambat Nang Cak Eri”. Kali ini, dari 66 warga yang sambat, 61 persoalan warga telah diselesaikan oleh camat, lurah, dan Kepala PD.
Karenanya, Wali Kota Eri Cahyadi mengapresiasi para camat, lurah, dan Kepala PD yang telah berhasil menuntaskan persoalan warga. Sebab, persoalan yang disampaikan warga mulai berangsur-angsur berkurang. Nantinya, ia berharap pelayanan publik bisa terhenti dan selesai di kantor kelurahan atau kecamatan di Kota Surabaya.
“Setelah saya datang tinggal 5 orang. Tapi saya juga minta tolong kepada warga Surabaya karena tidak semua bisa diselesaikan di Balai Kota, karena kegiatan ini adalah sambat dengan permasalahan yang ada hubungannya dengan Pemkot Surabaya,” kata Cak Eri sapaan lekatnya, Sabtu (17/9/2022).
Sebab, menurutnya, saat kegiatan “Sambat Nang Cak Eri” ada seorang ibu yang ditipu dan meminta tolong untuk diselamatkan. Persoalan tersebut juga tetap ditampung oleh Cak Eri untuk diteruskan kepada Polrestabes Kota Surabaya. “Karena ini bukan ranah pemkot, melainkan ranah penyidikan kepolisian dan warga harus memahami itu,” ujar dia.
Cak Eri mengaku, mulai pekan depan, ia tak tak ingin ada warga yang mengadu persoalan pelayanan melalui nomor handphone pribadinya. Lantaran, ia tengah menggelar rapat bersama camat, lurah, dan Kepala PD untuk menyamakan persepsi. Sehingga, pekan depan saat masyarakat memanfaatkan pelayanan publik bisa dilakukan di kelurahan.
“Warga datang tidak dilempar kesana atau kemari. Kalau tidak mengerti bisa menghubungi camat atau Kepala PD. Warga tidak boleh bergerak ke tempat lainnya, sebelum mendapat jawaban yang pasti dari kelurahan,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, Cak Eri berharap sistem tersebut berjalan sesuai dengan slogan “Keluar Membawa Solusi” setiap kantor kelurahan, kecamatan, ataupun di OPD. “Bukan mengarahkan untuk menghubungi OPD ini atau itu. Harus sudah terkoneksi antara satu dengan lainnya, Insya Allah kalau ini berjalan maka Balai Kota (sambat warga) sudah kosong,” ujarnya.
Melalui kegiatan “Sambat Nang Cak Eri”, ia mengaku ingin memberikan edukasi kepada camat, lurah, dan Kepala PD. Yakni, bagaimana menjaga kepercayaan masyarakat dengan mampu memberikan solusi dan menyelesaikan persoalan warga.
“Sehingga masyarakat bisa percaya dengan pemerintah. Saat ini kita juga sedang menata Perwali terkait dengan data kemiskinan, agar camat, lurah, dan OPD yang berkaitan memiliki persepsi yang sama,” katanya.
Lebih lanjut, Cak Eri menjelaskan bahwa masih ada warga yang sambat mengenai pekerjaan. Saat ini, Pemkot Surabaya tengah berusaha mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuh kategori tersebut, diantaranya menurunkan angka kemiskinan, menurunkan angka pengangguran, mencegah kematian ibu melahirkan, mencegah kematian anak dilahirkan, indeks pembangunan manusia harus naik, pendapatan per kapita, dan rasio.
“Semua anggaran pemerintah di tahun 2023, semua anggaran itu harus menuju ketujuh kategori ini. Karena skala prioritas kita adalah ketujuh ini. Saya membuka Padat Karya dan memanfaatkan aset pemerintah daerah karena saya ingin menurunkan pengangguran dan menaikan angka pengangguran,” pungkasnya. (*)