Sambut Adipura, Bupati Kenalkan Konsep Baru Aloon-Aloon Trenggalek

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com

Sambut kembali anugerah Adipura yang ke-7, Bupati Trenggalek, H.Emil Elestianto Dardak, gelar kirab keliling kota. Kirab tersebut dalam rangka menunjukan kepada masyarakat, Piala Adipura yang baru saja diterima Kabupaten Trenggalek beberapa waktu lalu.

Acara yang diawali dengan apel pasukan kebersihan dari Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) itu, sekaligus digunakan Emil untuk mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam meraih Adipura serta perkenalkan konsep baru dari Aloon-aloon Trenggalek.

Konsep baru wajah dari aloon-aloon tersebut merupakan perpaduan dari unsur etnik lokal dan nuansa jaman kerajaan. Perubahan signifikan akan mewarnai titik sentral dari pemerintahan di Trenggalek tersebut, yang konon terinspirasi pemikiran dari Aries Aliruddin Bachsin seorang arsitektur lulusan Universitas Indonesia (UI).

“Konsepnya, berawal dari esensi aloon-aloon itu sendiri, yaitu harus inklusif, terbuka, jangan sampai tertutup oleh pagar yang kokoh dan di dalam area diupayakan selalu terang,” jelas Emil saat ditanya wartawan mengenai latar belakang dari program besar ini, Kamis, (17/1/2019).

Dari semua hal yang direncanakan tersebut, lanjut Emil, tetap mengutamakan adanya kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagai syarat utama.

” Program ini, sudah diawali dengan penanaman pohon-pohon besar sebagai pelindung diantaranya jenis pohon pule, biar aloon-aloon kita makin adem, sejuk dan “iyup” (teduh_red), dengan pedestrian lebih rendah serta lebar,” imbuhnya.

Disampaikan oleh suami Arumi Bachsin ini, nantinya jalan di seputaran aloon-aloon tidak lagi aspal namun diganti batu-batu alam, batu bata ekspos dengan bangunan berbentuk klasik kolosal.

” Nanti, aloon-aloon tidak diberi pagar, hanya sisi terluar saja dengan model pagar minimalis. Kesan klasik kolosal bakal mewarnai wajah baru dari jantung Kota Keripik Tempe ini,” ujarnya.

Konsep klasik kolosal bernuansa kerajaan ini merupakan perwujudan dari keseriusan Pemkab Trenggalek untuk tetap melestarikan warisan Nusantara selain memang untuk memberikan edukasi kepada generasi muda terkait sejarah Trenggalek itu sendiri.

“Trenggalek tidak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan-kerajaan pendahulu, termasuk Majapahit dan Mataram sehingga konsep ini masih ada kesinambungan dengan misi edukasi bagi generasi penerus,” lanjut wakil Gubernur Jawa Timur terpilih itu.

Emil menyebut, pembenahan aloon-aloon akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah. Program.pertama adalah merombak tugu Pancasila di sisi sebelah selatan,.setelah itu wajah aloon-aloon yang nantinya akan dilanjutkan dengan menyeragamkan pagar gedung di sekitar kawasan aloon-aloon.

“Pagar gedung hingga sekolahan akan dibuat seragam, itu dilakukan demi menciptakan nuansa klasik kolosal. Sehingga nantinya kesan originalitas dari lokal kultur bisa melekat pada wajah aloon-aloon Kabupaten Trenggalek” harap Bupati.

Untuk pembenahan awal, pemkab Trenggalek akan menggelontorkan dana sekitar 2,5 miliar rupiah di tahun 2019. Selain anggaran, perlu kinerja dan komitmen semua pihak termasuk peran serta masyarakat dalam mendukung penataan kota yang baik tanpa mengesampingkan aspek perekonomian masyarakat tanpa harus berurusan dengan petugas penegak perda dalam hal ini Satpol PP.

“Nantinya, dilingkup kawasan ini memang tidak boleh ada orang berjualan. Namun begitu, ya kondisionalah. Selama tidak permanen dan bisa menjaga kebersihan, mungkin bisa diperkenankan. Selain juga tetap harus dibuatkan regulasi teknis terkait pembatasan atau waktu-waktu dalam berjualan guna mencegah semrawutnya lingkungan,” pungkasnya. (her)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *