SURABAYA, beritalima.com | Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak siap menyambut Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap kedua pada Agustus mendatang.
Bahkan, dirinya optimis para tenaga dan fasilitas kesehatan dapat memaksimalkan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) kepada 2,3 bayi, baik dari balita maupun usia batita.
“Nakes dan faskes kita insya Allah sudah terlatih sejak pandemi Covid-19 kemarin. Saya optimis kalau kita semua sudah siap dan dapat mengoptimalkan BIAN ini untuk mengimunisasi anak-anak kita sebanyak-banyaknya,” ujarnya saat membuka Geliat Airlangga Rembuk Kolaborasi di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov. Jatim, Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis (28/7).
Hanya saja, Arumi mengungkapkan kekhawatirannya akan antusiasme masyarakat. Mengingat, terdapat tren penurunan angka imunisasi bahkan sebelum pandemi berlangsung.
“Jadi memang ada faktor keluarga yang memengaruhi angka imunisasi anak. Entah karena ketidakpercayaan mereka ataupun kurangnya sosialisasi,” ucapnya.
Untuk itu, Arumi menghimbau kepada para Ketua TP PKK kabupaten/kota untuk memaksimalkan kaderisasi. Selain itu, ia meminta agar mereka juga berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan serta Bupati/Walikota di kabupaten/kota masing-masing.
“Harapannya Ketua TP PKK kab/kota bisa memaksimalkan kaderisasi. Minta tolong disinergikan juga bersama organisasi keagamaan seperti Muslimat, Fatayat, atau Nasyiatul Aisyiyah,” terangnya.
Selain itu, istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak berharap agar para kader PKK bisa fokus pada sosialisasi imunisasi di zona rawan drop out.
“Jadi dari 1 kader minimal harus bisa bersosialisasi pada 3 keluarga. Saya minta tolong untuk fokus pada wilayah yang fasilitas kesehatannya jauh dan tingkat drop out imunisasinya tinggi,” tuturnya.
“Saya titipkan para bayi, balita dan batuta kita. Saya titipkan nama baik Jawa Timur di mata nasional dan internasional. Mudah-mudahan dengan bantuan ibu sekalian, kita bisa mencapai herd immunity untuk kesehatan keluarga yang optimal,” ungkap Arumi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan UNICEF wilayah Jawa Arie Rukmantara mengatakan bahwa BIAN hatis dimanfaatkan untuk menutup kesenjangan imunitas yang terjadi selama masa pandemi. Mengingat, ada lebih dari 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
“Ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia. Berdasarkan data UNICEF dan WHO, sepanjang tahun 2021, ada 25 juta balita di dunia yang melewati atau tidak mendapatkan satu atau lebih dosis vaksin DTP untuk melawan difteri, tetanus dan pertusis,” terangnya.
Maka dari, menurut Arie tindakan kolektif dan kolaboratif antara UNICEF, PKK, organisasi perempuan, serta masyarakat menjadi bagian yang sangat vital.
BIAN sendiri merupakan program yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat.
Sebelumnya, tahap pertama BIAN telah dilakukan pada Mei 2022 di sejumlah wilayah. Antara lain adalah Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Pulau Maluku, serta Papua.
(red)