MADIUN, beritalima.com– Sambut bulan Suro (Muharram) 1442 H, gabungan warga dan spiritualis, melakukan ritual menguras Sendang Tundhung Medioen, yang berada di Jalan Sendang, Kelurahan Kuncen Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis 27 Agustus 2020.
Tradisi ini telah lama dilakukan oleh kalangan spiritulis bersama masyarakat di Sendang Tundhung Medioen sejak ratusan tahun silam, atau ketika Bupati Madiun pertama, Adipati Ronggo Jumeno memerintah di Madiun (1568-1586 Masehi), yang kini makamnya berada di belakang masjid Kelurahan Kuncen.
Sebelum melakukan pengurasan, kegiatan diawali dengan kembul bujono (makan bersama) berupa selamatan dengan tumpeng plus ayam panggang yang dipimpin oleh Ki Yuwono. Tujuannya, meminta kepada Tuhan YME agar selalu diberi kesehatan, rejeki yang melimpah dan selamat dunia akhirat.
Sementara itu mengenai keberadaan Sendang Tundhung Medioen, menurut salah satu juru kunci, Ki Bokrak Pamungkas, konon merupakan bekas penjamasan (membersihkan) pusaka oleh Mpu Supa.
Satu diantara pusaka yang dulu dijamasi di tempat itu yakni keris Kyai Kolo Gumarang milik Adipati Madiun pertama, Ronggo Jumeno.
Keris inilah konon yang mampu menaklukkan pusaka andalan Panembahan Senopati dari Mataram berupa tumbak bernama Kyai Pleret, saat Kadipaten Madiun memberontak kepada Mataram.
“Cerita lain, selain sebagai tempat penjamasan pusaka, konon Sendang Tundung Medioen merupakan tempat pemandian para putri di Kadipaten Madiun,” tutur Ki Bokrak Pamungkas.
Menurutnya lagi, setiap malam Jumat Kliwon, Jumat Legi dan Selasa Kliwon, sendang ini tak pernah sepi dari kalangan spiritualis maupun masyarakat, untuk melakukan Muhung Mahasepi Nyenyuwun Marang Kang Akarya jagad (menenangkan diri meminta petunjuk kepada Tuhan YHE). (Dibyo).