TIMIKA – beritalima.com | Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, SE., M.H menyambut prositif pelaksanaan konferensi para pendeta dalam lingkungan GKI Di Tanah Papua wilayah VIII dan IX, yang diselenggarakan di Kota Timika mengingat kinerja dan kontribusi para pelayan Tuhan dan warga Jemaat GKI Di Tanah Papua (DTP) yang sangat dibutuhkan dalam mendukung program pembangunan di Kabupaten Mimika ini.
Melalui Asisten I Bidang Pemerintahan, Demianus Katip S.Sos., M.Si diungkapkan Bupati Eltnus Omaleng dalam sambutannya,”Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika enyambut baik pelaksanaan Konferensi para pendeta GKI DTP ini, sehingga mampu dperoleh sejumlah hal yang bermanfaat bagi upaya pembinaan warga jemaat GKI yang mampu memberikan kontribusi bagi pelaksanaan pembangunan daerah Mimika ini ke depannya.”
Dari pelaksanaan Konfen ini, diharapkan Bupati Mimika, Pendeta lebih disegarkan untuk memiliki semangat dalam menciptakan nilai nilai keimanan dalam keberagaman dan toleransi yang menjadi ciri kehidupan bergereja dan bermasyarakat serta bernegara.
Atas nama pemerintah. “Saya ucapkan terima kasih semua yang telah menyelenggarakan kegiatan ini sebagai bagian dari program kegiatan produktif untuk mendukung pemerintah daerah demi mendukung pembangunan Mimika,” pesan Bupati Eltinus Omaleng yang dibacakan Asisten I Demianus Katiop.
GKI Harus Menghadirkan KA
Ternyata, justru pokok pikiran itulah yang direfleksikan Pdt Yance Numberi, S.Th., M.Mis dari bacaan Injil Lukas 13: 18-21 tentang Perumpamaan Biji Sesawi dan Ragi dalam ibadah pembukaan Konferensi Para Pendeta GKI DTP di Gedung GKI Marthin Luther.
“Firman ini berbicara soal bagaimana gereja mampu hadir dan menghadirkan situasi dan keadaan Kerajaan Allah (AL) bagi dunia ini, yang mengharuskan adanya upaya aktif atau adanya inisiati untuk menghadirkan KA dan bukan impian,” tekan Pdt Yance Numberi.
Perumpamaan ini, lanjutnya, menjadi inspirasi bagi gereja di tengah dunia untuk menbangun suatu keadaan yang menjadi besar dan memberikan tempat yang aman dan nyaman bagi segenap umat. Hal itu menuntut gereja untuk memberikan tanda-tanda KA yang bisa menjawab semua kebutuhan manusia dan dunia ini.
Yesus dalam perumpaan ini, juga bicara soal ragi yang diracik yang menunjukkan gambaran tentang umat Allah sebagai gereja untuk dipakai Allah terlibat dunia dan menghasilkan KA bagi dunia. Sehingga pertanyaan yang penting dari refleksi ini juga adala, soal apakah gereja telah menjadi tempat yang nyaman bagi banyak orang untuk hadir didalamnya. Apakah semua orang juga telah terlibat aktif untuk ikut menjadikan gereja Tuhan, juga dinikmati oleh orang orang yang masih berada diluar lingkungan Jemaat Allah atau gereja.
GKI Di Tanah Papua yang sedang berada dalam situasi perkembangan global sat ini, pesan Pdt Yance Numberi, suka atau tidak, perlu memikirkan bagaimana cara mengikuti perkembangan yang terjadi. Sekaligus mengantisipasi jangan sampai terlibat dan mendapatkan pengaruh negatif dari siatusi perkembangan ini. Namun masih memprihatinkan, kata sang reflektor, GKI DTP masih berada jauh dari peran fungsinya untuk menginjili ada banyak orang yang sampai saat ini masih berada di tempat-tempat pengasingan atau jauh diluar gereja.
Tantangan inilah yang penting menjadi catatan para pelayan atau pendeta GKI DTP, terutama dalam memainkan peran strategisnya melalui misi pengajaran teologi dan liturgi-nya bagi warga jemaat diantara beragam pertumbuhan dan perkembangan yang terus dihadapi gereja. Hal ini, harusnya menjadi bahasan penting dalam konferensi para pendeta di wilayah pelayanan ini.
Pendeta GKI Harus Mencermati Perubahan Untuk Berubah
Selain menyampaikan apresisasi atas sambuan luarbiasa pemerintah daerah Kabupaten Mimika untuk pelaksanaan konferensi, Ketua Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt Andrikus Mofu, S.Th., M.Th saat memberi sambutannya sebelum mencanangkan dengan resmi dimulainya konferensi pendeta, juga mengajak agar setiap pendeta GKI dalam wilayah VIII dan IX pelayanan Sinode Am DI Tanah Papua ini mencermati perubahan yang sedang dialami demi menciptakan perubahan atau menghadirkan Situasi Kerajaan Allah itu.
“Ini menjadi dasar bagi dilaksanakannya konferensi para pendeta ini, agar semuanya mampu berperan aktif dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi saat ini dan kedepannya. Jadi, kalau kita hadir dalam pertemuan ini kita harus juga serius supaya tugas pelayanan kita memberikan dampak positif bagi warga gereja secara umum. Setiap kita yang menganggap hadir di pertemuan ini dan tidak mendapatkan apa-apa maka dirinya memang belum bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus untuk bersama-sama mendorong terciptanya situasi dan keadaan Kerajaan Allah di sekeliling gereja di dunia ini,” tandas sosok Andrikus Mofu yang disegani warga GKI Di Tanah Papua berkat kepemimpinannya yang serius dan tegas soal tanggung jawab pelayanan GKI Di Tanah Papua ini.
Tema convent yang mengambil tema sentral lima tahunan, “Datanglah KerajaanMu…”, kata Pendeta Andrikus mengingatkan, menginspirasi semuanya untuk merefleksikan makna Injil Lukas 1: 38 bagian (a), Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan. Sehingga perlu saling mempertanyakan, apakah benar hari ini, semuanya masih bersikap sebagai seorang hamba Tuhan. Apakah benar hari ini, semuanya masih terus bekerja sebagai seorang hamba Tuhan. Pdt Andrikus Mofu mengingatkan pernyataan seorang Pendeta GKI DTP di Manokwari pada sidang Sinode ke-11 Tahun 1988 yang tidak disebutkan identitasnya bahwa, “GKI dulu adalah ladang pelayanan tetapi kini dan ke depannya hanya akan menjadi lapangan pekerjaan. Apakah hari ini, kita masih berkomitmen menjadi seorang hamba dan pelayan,” tekan Pdt Andrikus Mofu.
Konferensi ini, lanjutnya, bukanlah tempat untuk dilakukannya perdebatan karena memang tidak akan ada perdebatan. “Disini kita akan duduk untuk berbagi pengalaman tetapi yang penting kita mau melihat kembali hubungan kita dengan Tuhan sebagaimana amanat Alkitab. Saya juga akan duduk sebagais eorang pendetadan kita akan saling mengisi, agar nanti pulang tidak ada diantara kit ayang measakan dan mengatakan tidak mendapatkan apa-apa. Kalau saudara datang disini dan tidak mendapatkan apa-apa maka itu bukan karena konferensi ini gagal tetapi karena saudara memang tidak berjumpa dengan Tuhan,” tekan Pdt Andrikus Mofu.
Usai acara sambutan, acara pun dilanjutkan prosesi pemukulan Tifa bersama dipimpin Pdt Andrikus Mofu dan ketua wilayah Sinode Am yang hadirpula dalam konferensi tersebut diikuti pengalungan Noken Papua sebagai simbol penampungan buah pikiran dari hasil konferensi yang siap dihasilkan sebagai solusi-solusi pembinaan dan pengemangan warga Jemaat GKI Di Tanah Papua. (sam wanda)