WARGA Kel. Sungai Bambu Jakarta Utara mengeluhkan tumpukan sampah yang menggunung di perempatan Jl. Warkas Raya dengan Jl. Gorontalo. Pasalnya aroma busuk dari sampah organik cukup mengganggu warga sekitar serta para pengusaha.
“Sudah berhari-hari tidak diangkut dari sini. Padahal daerah ini padat dan ramai dan merupakan jalan akses utama dari Sungai Bambu ke Tanjung Priok. Kalau kami laporkan langsung bisa berdampak pada kami sendiri sebab akan dipersulit saat melakukan pengurusan administrasi di Kelurahan maupun Kecamatan,” jelas salah seorang pedagang yang menolak namanya disebutkan kepada Wartawan Selasa (03/01/2016).
Menurutnya, dengan kondisi wilayah yang cukup padat dan merupakan daerah bisnis, seharusnya Walikota Jakarta Utara tidak mengizinkan lokasi tersebut menjadi penampungan sampah.
Tak jarang kata dia, kemacetan parah terjadi di persimpangan tersebut akibat padatnya kenderaan yang lalu lalang, sementara di sisi lainnya jalan menyempit akibat tumpukan sampah yang berada di atas bahu jalan hingga ke badan jalan.
“Ini menjadi persoalan bagi warga terlebih setelah pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta non-aktif) menjalani cuti, pengaduan warga dan pedagang sepertinya tidak diakomodir lagi. Kalau dulu sebelum pak Ahok cuti, kita lapor, langsung ditanggapi. Sekarang boro-boro!” tandasnya.
Dari pantau Beritalima.com bau menyengat yang keluar dari pembusukan sampah organik tersebut cukup menyengat dan dapat tercium hingga 100 meter lebih dari lokasi penumpukan sampah.
Namun hingga dari pagi hingga siang, tidak tampak ada petugas dari Kantor Walikota Jakarta Utara yang turun ke lokasi untuk mengambil sampah tersebut.
Sementara itu, kenderaan roda dua hingga roda empat tidak berhenti melintasi perempatan tersebut, termasuk angkutan kota yang menuju terminal Tanjung Priok demikian sebaliknya
Dan disisi Jl. Gorontalo, akibat penyempitan jalan, ruas jalan hanya dapat dilalui satu kenderaan roda empat saja demi menghindari tumpukan sampah yang merangsek hingga separuh badan jalan.(Edi)