SURABAYA, Beritalima.com-
Anggota DPRD provinsi Jatim tiga periode Dr H Samwil SH MM menuturkan bahwa komisi C merencanakan wacana untuk memerger BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang dinilai tidak memberikan kontribusi PAD (Penghasilan Asli Daerah) kepada Pemprov Jatim.
Menurut Samwil, hal tersebut terpaksa dilakukan mengingat keberadaan BUMD milik Pemprov Jatim ini tidak dikelola secara professional, bahkan aset-aset yang terdapat di dalamnya juga mangkrak, sehingga untuk pemeliharaan dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
“Ada beberapa BUMD yang kerjanya belum maksimal untuk memberikan PAD kepada pemerintah Jawa Timur. Komisi C ini merencanakan nantinya semua BUMD yang dianggap mati suri di merger, karena BUMD ini dari dulu sampai sekarang itu belum bisa bicara banyak, belum bisa menambah PAD Jawa Timur dengan baik,” terang politisi partai Demokrat ini.
Samwil menegaskan bahwa BUMD yang dianggap sehat dan selalu memberikan kontribusi nyata terhadap PAD hanya Bank Jatim, meskipun pihaknya tidak memungkiri bahwa saat ini Bank Jatim dilanda masalah serius.
“Sekarang cuma Bank Jatim saja dan itupun lagi kena musibah. Saya rasa BUMD mulai sekarang betul-betul semua bekerja dengan baik, apalagi dulu BUMD hanya nyusu saja tidak pernah menghasilkan sesuatu, apalagi menambah. Bahkan banyak yang minus. Nah hal-hal seperti ini sekarang itu sudah harus di review lah,” tukasnya.
Samwil juga menyoroti kinerja para pimpinan BUMD yang tidak bekerja maksimal. Samwil menganggap mereka bekerja asal-asalan, tanpa memiliki inovatif dan kreativitas untuk memajukan perusahaan yang dikelolanya. Padahal mereka sangat bertanggung jawab terhadap kebutuhan PAD yang pada akhirnya dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
“Kalau kepalanya atau kepala badannya itu masih begitu saja, itu harus diganti semuanya. Saya sudah baca semuanya itu tidak ada yang menghasilkan dana. Bank Jatim saja yang masih bagus dan yang paling tinggi dalam memberikan kontribusi. Saya tegaskan ya, BUMD yang tidak bisa menghasilkan kontribusi apa-apa harus ditutup atau dimerger. Pengelola yang tidak bisa bekerja, harus diganti,” tegasnya.
Samwil menambahkan, ia mengakui bahwa RUPSLB yang baru dilaksanakan oleh Bank Jatim masih menyisakan kekecewaan. Karena komisi C merekomendasikan penggantian jajaran Direksi seluruhnya, ternyata masih ada 3 Direksi yang menjabat.
“Ada informasi juga bahwa jajaran komisaris ternyata anggota Pansel (Panitia Seleksi), aneh juga ya. Yang kita minta itu jajaran Direksi mayoritas dari Bank Jatim, benar-benar asli orang Bank Jatim, sehingga mereka bisa merasakan dan memiliki inovasi bagaimana mengembangkan Bank Jatim. Karena tugas kita hanya melakukan pengawasan, jadi kita juga tidak berhak ikut campur dalam menetapkan atau memilih. Yang penting bagi kita Bank Jatim semakin maju, semakin sehat, tidak ada lagi drama-drama,” pungkasnya.(Yul)







