JAKARTA, Beritalima.com– Masuknya Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno ke Kabinet Indonesia Maju (KIM) pimpinan Presiden Joko Widodo membuat sebagian para pendukung pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden (Capres-Cawapres) 2019 nomor urut dua itu kecewa. Bahkan ada diantaranya meminta kembalikan sumbangan yang mereka berikan kepada pasangan ini menjelang menghadapi Pilpres 2019.
Kekecewaan sebagian pendukung Prabowo-Sandi, papar pengamat politik Universitas Esa Unggul, Muhammad Jamiluddin Ritonga ketika bincang-bincang dengan Beritalima.com di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (29/12) siang, tampaknya karena mereka sudah patah arang. Mereka yang umumnya para emak-emak ini merasa dikhianati dengan bersedianya Prabowo-Sandi menjadi pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Para emak-emak ini menilai perjuangan tanpa lelah mereka memberikan dukungan untuk pasangan ini seolah tidak dihargai. Bagi mereka tidak ada kamus bergandengan tangan dengan Jokowi karena emak-emak tersebut yang paling merasakan bagaimana kehidupan periode pemerintahan bekas walikota Solo ini
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang saat ini mendapat kepercayaan memimpin Partai Demokrat sebagai pemenang pemilihan kursi legislatif 2009, sebenarnya dapat mengambil peran pengganti Prabowo-Sandi bagi emak-emak yang tengah mengalami kecewaan mendalam tersebut.
Peran tersebut dapat diambil AHY, kata laki-laki yang akrab disapa Jamil ini, dengan menunjukkan potensi diri sebagai calon pemimpin masa depan yang pro emak-emak. Potensi diri itu berupa capaian keberhasilan AHY, termasuk keberpihakannya pada emak-emak.
“Hal tersebut sangat diperlukan untuk menumbuhkan kekaguman para emak-emak kepada AHY. Keberpihakan itu idealnya ditunjukkan juga melalui program-program Partai Demokrat yang diimplementasikan, mulai dari tingkat paling tinggi yakni Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga Dewan Pimpinan Cabang (DPC) termasuk di dalamnya Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC), Pimpinan Ranting sampai ke akar rumput.”
Selain itu, kata penulis buku ‘Perang Bush Memburu Osama’ slogan Partai Demokrat juga harus mencerminkan keberpihakan tersebut. “Secara fisik, AHY layak menjadi idola emak-emak muda yang sebelumnya pendukung fanatik Prabowo-Sandi. Apalagi bila dimunculkan harmonisasi AHY bersama istri dan anak-anaknya, kiranya akan memudahkan emak-emak berpaling kepada putra sulung presiden pertama pilihan rakyat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.”
Semua itu, lanjut pengajar Isu dan Krisis Manajemen, Metode Penelitian Komunikasi dan Riset Kehumasan tersebut, bakal menjadi peluang bagi AHY bila ada tindakan nyata dan tulus. AHY harus kembali bersafari, turun ke bawah menemui emak-emak dengan sosok panutan perempuan yang berhasil.
Ketulusan akan menjadi kata kunci berhasil tidaknya mendekati emak-emak yang sudah dikecewakan Prabowo-Sandi. Dengan memanusiawikan emak-emak, peluang simpati akan dapat diperoleh.
“Bila hal itu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan, ini tidak menutup peluang AHY menjadi idola baru emak-emak yang dikecewakan Prabowo-Sandi. Mereka ini akan menjadi pendukung fanatik AHY pada Pilpres 2024,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)