BANYUWANGI, beritalima.com – Setelah ramai pemberitaan tentang adanya dugaan pemalsuan nota pembelian readymix yang dilakukan oleh oknum PT. MRS selaku pemenang tender proyek pelebaran jalan senilai kurang lebih 14 milyar anggaran APBD Kabupaten Banyuwangi, santer kabar bahwa beberapa waktu lalu pemilik pabrik King Beton Yusy A didatangi oleh direktur PT MRS dan dua orang staffnya.
Kabarnya Kedatangan mereka bertiga untuk minta permohonan maaf atas kesalahan telah membuat nota pabrik tanpa ijin.
Sebelumnya Dihadapan wartawan Yusy mengaku Kedatangan meraka disambut baik oleh Yusy selaku pemilik pabrik King baton karena ada etikat baik dari mereka.
“Saya serba repot sebetulnya kasihan makanya dari awal saya diam saja, tapi persoalan tambah ramai, saya tidak bisa ngomong apa apa meski sudah memaafkan karena sudah beretikat baik,” kata Yusi.
Seperti diketahui sebelumnya, beberapa LSM telah melaporkan dugaan pemalsuan nota pembelian Readymix dari pabrik King Beton ke Kejaksaan Negeri Banyuwangi. Dugaan pemalsuan tersebut diketahui saat PLT kepala dinas PU Banyuwangi, Danang melakukan sidak saat pengarapan proyek berlangsung. Hala tersebut disampaikan oleh Riksy dari LSM Suara Bangsa dihadapan wartawan.
Menurut Risky saat ditemukan kejanggalan, malam itu Danang langsung menyuruh pelaksana proyek untuk menghentikan pekerjaan dan menunjukkan bukti bukti pembelian untuk diperiksa.
“Pekerjaan langsung stop oleh kepala dinas,sampai rekanan pemenang bisa mempertangungjawabkan asal usul barang,” kata Risky.
Risky mengatakan, jika dirinya bersama team aktifis lain telah melakukan pemantauan mulai awal lelang hingga pengarapan. Hal tersebut dilakukan karena dirinya sebagai aktifis menilai nilai turunnya penawaran sekitar 5 milyar dari pagu adalah hal yang tidak wajar.
“Turunnya banyak pasti nanti ada indikasi permainan dilapangan,” kata Risky.
Menurut Risky, dirinya bersama tim berkomitmen akan tetap mengawasi pelaksanaan proyek proyek yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
“Sementara hasil investigasi bersama tim dilapangan ditemukan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan dalam pengerjaan proyek yaitu, pemalsuan dokumen pabrik beton berupa bukti pembayaran dan surat jalan,” kata Risky
Risky pun menambahkan bahwa telah melakukan klarifikasi kepada konsultan pengawas dan menurut Andi Irawa ini hanya keteledoran
“Saya sempat klarifikasi pada konsultan pengawasnya, Andi Irawan, dan andi mengatakan bahwa ini keteledoran.” Tiru risky
Risky berharap kepada team TP4D yang selama ini ikut mngawasi kegiatan tersebut agar supaya segera menindak lanjuti temuan yang patut diduga ada dokumen yang dipalsukan oleh pelaksana proyek itu.
“Saya berharap team TP4D segera menindak lanjuti atas temuan tersebut, dan apabila temuan tersebut tidak segera diproses maka kami akan segera bersurat kepada keksaan tinggi Asisten Pengawas (aswas) bahkan sampai ke kejagung, jaksa muda pengawas (jamwas).” Tegas Risky
Sementara Andy Irawan saat dikonfirmasi melalui saluran Whatsapnya enggan berkomentar banyak
“Tanya pada dinas saja ya.” singkat Andy
Sayangnya Direktur PT. MRS saat dikonfirmasi melalui telponnya enggan menjawab justru langsung melakukan pemblokiran pada nomor wartawan yang mencoba untuk mengkonfirmasinya.
(Bi)