Oleh
Kheisya Putri Andriani
Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kudus
PEMBAHASAN
Opini, beritalima.com | Dalam mencapai negara yang berstatus merdeka, Indonesia memerlukan proses perjuangan yang besar dalam mewujudkannya. Ada banyak sekali rintangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, diantaranya perang melawan penjajah selama beratus-ratus tahun serta terjadinya krisis ekonomi akibat serangan dari para penjajah. Namun, semua rintangan itu telah usai dengan perjuangan para pahlawan yang luar biasa. Pada masa itu, mereka tidak mengenal kata lelah dan gaji, mereka hanya ingin mewujudkan negara yang aman dari penjajahan. Hingga akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia dinyatakan merdeka.
Setelah kemerdekaan telah tercapai, perjuangan bangsa Indonesia tidak berhenti begitu saja. Disitulah tugas para warga negara dimulai, yaitu dengan mengisi kemerdekaan melalui berbagai upaya untuk menjaga persatuan ditengah banyaknya keberagaman di Indonesia serta membangun dan memajukan bangsa. Siring berjalannya waktu, negara Indonesia mulai berkembang dengan diciptakannya berbagai teknologi canggih yang membantu masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya dalam berinteraksi sosial antar warga negara. Ketika teknologi tersebut telah berkembang dengan pesat,muncullah sebuah problematika, dimana teknologi itu digunakan untuk hal-hal yang semestinya tidak boleh dilakukan, misalnya menghack data orang lain untuk melakukan penipuan, mengambil saldo direkening orang lain dan masih banyak lagi. Jika perbuatan itu tidak dihentikan dan hanya dibiarkan, maka akan berdaampak buruk bagi kemajuan bangsa Indonesia dan generasi yang akan datang.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan menghindari perilaku tersebut adalah dengan pendidikan yang ditanamkan. Di Indonesia sendiri memiliki banyak sekali lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Salah satu lembaga pendiiidikan yang memiliki peran besar dalam membentuk karakter dan moral generasi muda adalah pondok pesantren, Didalam pedsantren, para santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama saja, namun juga diajarkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab dan kerja keras yang menjadi dasar penting bagi kemajuan bangsa. Nilai-nilai tersebut membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan berwawasan luas, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada, baik dalam bidang teknologi, ekonomi dan lain sebagainya.
Pada umumnya, kebanyakan masyarakar beranggapan bahwa seorang santri hanyalah paham dalam hal agama saja dan tidak punya peluang sukses yang besar dibandingkan seorang pelajar yang belajar disekolah umum. Padahal, pada kenyataannya seorang santri mampu melakukan banyak hal sesuai dengan tuntunan yang berlaku, sehingga tidak mudah terjerumus dalam hal yang negatif. Dengan perilaku yang terarah, maka akan mengurangi terjadinya hal-hal yang tidak baik, sehingga tercipyta generasi-generasi yang berkualitas dan mampu menjadikan negara Indonesia lebih maju.
Kemajuan bangsa tidak semerta-merta dipengaruhi oleh cerdasnya seseorang, namun juga dipengaruhi oleh perilaku yang dilakukan. Ketika seseorang itu pandai dalam hal pengembangan sebuah teknologi, belum tentu etikanya baik dan disitulah peran seorang santri. Mereka memberikan contoh perilaku-perilaku yang bai yang sesusai drengan ajaran agama dan aturan yang berlaku dalam undang-undang.. Kedua aspek ini harus saling berketerkaitan agar tercipta kemajuan bangsa yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan etika.
Dwngan demikian, seorang santri mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan kemajuan bangsa. Etika yang baik menjadi sebuah pondasi dalam memajukan bangsa Indonesia. Dengan etika yang baik, kualitas bangsa akan menjadi lebih baik serta apabila etika sudah baik, ilmu-ilmu yang lain akan mengimbanginya.

