KEDIRI, beritalima.com |Guna terus mengobarkan rasa cinta air Indonesia, cinta kepada bangsa Indonesia dan cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia beberapa elemen organisasi dan sebagian masyarakat di Kediri menggelar upacara dua kali. 17 dan 18 Agustus. Masih dalam suasana pandemi covid 19 acara dibuat sederhana tapi menarik. Ada lomba membuat jargon cinta NKRI secara online dan ada santunan anak yatim dan fakir miskin berupa uang dan sembako serta ambang negara Garuda Pancasila.
“Tanggal 17 Agustus kita menggelar upacara dalam rangka mensyukuri Hari Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Dan tanggal 18 Agustus kita mengadakan upacara lagi dalam rangka Mensyukuri Hari Berdirinya NKRI. Khusus untuk upacara memperingati Hari berdirinya NKRI tidak banyak yang hadir, hanya ada beberapa tokoh dan pejabat, serta perwakilan komunitas yang semuanya sekitar 70 orang,” ujar Sikan Abdillah Ketua Panitia Tasyakkuran Hari Kemerdekaan Bangsa dan Berdirinya NKRI di Situs Ndalem Pojok.
Namun demikan konsep upacaranya cukup unik, diarea halalan upacara dipenuhi spanduk-spanduk kecil bertuliskan ungkapan-ungkapan kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Seperti; NKRI Harga Mati, NKRI Haqqul Yakin, Aku Cinta NKRI, NKRI Pusat Perdamaian dunia, NKRI Jaya Abadi Selama-lamanya, dan lain-lain. Dan dipenghujung upacara jargon-jargon itu dibaca secara bersama-sama.
Selain itu, masih dalam rangka menumbuhkan cinta kepada NKRI. Dalam upacara Hari Berdirinya NKRI itu panitia juga menyampaikan santunan paket sembako, uang dan juga poster Lambang Negara Garuda Pancasila dan foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Ami kepada 18 anak yatim dan fakir miskin.
Mengapa dua upacara ini harus dilakukan? Menurut Sikan, globalisasi dan era digital millennial ini telah membawa dampak negatif menipisnya rasa cinta pada bangsa dan negara. Tanda-tanda itu sudah cukup jelas. Seperti maraknya intoleransi, ujaran kebencian, berita hoax adalah tanda-tanda lemahnya rasa kebangsaan. Kemudian adanya isu-isu khilafah, anti NKRI, menolak Pancasila maupun maraknya korupsi adalah tanda-tanda menipisnya rasa cinta kepada NKRI.
“Ini kalau dibiarkan terus bahaya bisa hancur bangsa dan negara ini. Untuk itu kami sengaja menggelar dua kali upacara demi membentengi dua bahaya itu. Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia guna menumbuhkembangkan rasa cinta pada bangsa Indonesia. Dan upacara Hari Berdirinya NKRI guna membentengi rasa cinta pada negeri NKRI,” ujar Sikan menjelaskan.
Sementara itu Ketua Harian Persada Sukarno Kediri Kushartono menambahkan, hakekatnya upacara itu adalah ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat Rahmat Kemerdekaan bangsa dan berdirinya NKRI.
“Memang belum ada orang menyelenggarakan upacara memperingati Hari Berdirinya NKRI 18 Agustus. Kalau Hari Kemerdekaan 17 Agustus banyak. Maka kami sengaja mengadakan untuk bersyukur kepada Allah atas berdirinya NKRI,” tegas Kushartono.
“NKRI ini negara ajaib. NKRI adalah negara kesatuan bukan negara persatuan. Kalau Inggris, Amerika itukan negara persatuan, PBB juga persatuan. Tapi NKRI adalah negara Kesatuan. Beda Kesatuan dengan Persatuan. Ini satu-satunya (negara kesatuan) di dunia tidak ada di negara lain,” tambah Kus kepada awak media hari ini Rabu 18 Agustus 2020.
Pria yang juga Ketua DPC Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia Kediri ini menambahkan, kita adalah bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan negara kita juga berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka dalam segala urusan selayaknya senantiasa menyertakan peran Tuhan Yang Maha Esa.
“Berfikir sebagai bangsa dan negara yang beriman dan percaya akan andanya Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Siapa yang bisa menjaga keutuhan NKRI ini. Kita sendiri tidak akan mampu, TNI Polri sendiri menurut saya tidak akan mampu, bahkan pemerintah sendiri pun menurut saya juga tidak akan mampu, tanpa ada pertolongan Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Untuk itu kita mensyukuri nikmat Allah atas Berdirinya NKRI ini amat penting. Agar Tuhan, Allah Yang Maha Berkat Maha Rahmat senantiasa menjaga NKRI ini. NKRI Harga Haqqul Yakin, jaya abadi selama-lamanya,” papar Kus.
Memang banyak orang mengira bahwa bangsa Indonesia itu memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan hari itu juga Negara Republik Indonesia berdiri. Menurut hasil kaijian Situs Ndalem Pojok disitulah letak kesalahannya.
“Syarat mendirikan negara itu kan ada beberapa unsur. Harus ada wakil rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat dan Undang-Undang Dasar Negara yang disahlan. Nah pada tanggal 17 Agustus 1945 itu kan baru Proklamasi Kemerdekaan Indonesia bukan Prokalmasi berdirinya Negara Republik Indonesia. Memang ini sangat tipis, sangat halus, karena singkat. Bahkan kata Soekarno dalam tempo yang sesingkat-singkatnya Jadi memang tidak begitu kelihatan,” tambahnya.
Dokumen sejarah mencatat dan semua orang mengakui bahwa pada tanggal 18 Agutus 1945 lah PPPKI mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945, kemudian membentuk pemerintahan yang sah dan mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Moch Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama RI maka secara resmi NKRI berdiri.
“Semua ini sudah pernah sudah pernah kami seminarkan di Gedung DPR dihadiri Wakil Ketua MPR Bapak Muhaimin Iskandar. Dan hasilnya sepakat 17 Agustus Kemerdekaan Banga Indonesia 18 Agustus Berdirinya NKRI. Dan hasil seminar itu juga sudah dibukukan. Memang tidak mudah merubah kebiasaan yang sudah mapan kita perlu perjuangan panjang,” pungkas Kus sembari menghela nafas panjang.*
Terima kasih atas doa dukungannya. Semoga Allah senantiasa Melimpahkan KeridhoanNya. Amin ????