KUPANG, beritalima.com — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (26/7/2024) memulai Ekspedisi Berdaulat 2024 dengan membawa dan mengedarkan Rp5 miliar dengan uang pecahan baru ke daerah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) di wilayah NTT.
Ekspedisi yang akan berlangsung hingga 2 Agustus 2024 tersebut menyasar pulau Rote, Pulau Sabtu, Pulau Raijua, Pulau Pantar (Kabir), dan Pulau Timor (Naikliu) dengan menggunakan Kapal KRI Ajak-653.
Rombongan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 dilepas Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake, Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati, dan Wadan Lantamal VII Kupang Kolonel Marinir Aris Budiadi.
Dalam acara tersebut, hadir Plt. Direktur Utama Bank NTT Yohanis Landu Praing, Ketua Pengadilan Tinggi Kupang, serta undangan lainnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati, dalam sambutannya mengatakan, dalam pengelolaan uang Rupiah tersebut, Bank Indonesia memiliki peranan penting dalam memastikan uang Rupiah layak edar senantiasa tersedia memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah NKRI, dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai.
Terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
“Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah” ujarnya.
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang.
“Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun di staples. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi”, kata dia menambahkan.
Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan
Rupiah sebagai alat pembayaran, memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran pergerakan ekonomi dan mendukung momentum pemulihan ekonomi melalui ketersediaan yang cukup.
Oleh karenanya Bank Indonesia memandang bahwa kebutuhan atas uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi tanpa terkecuali.
Dalam pelaksanaan misi tersebut, Bank Indonesia hadir melalui Kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat bekerjasama dengan kegiatan operasi rutin TNI Angkatan Laut memungkinkan Bank Indonesia untuk mendorong aktivitas ekonomi di wilayah 3T melalui penyediaan uang layak edar (clean money policy), dan memperluas jangkauan pemenuhan kebutuhan uang layak edar yang berada di dalam kategori daerah blank spot dan selama ini belum dapat dijangkau oleh Bank Indonesia maupun perbankan dalam pengedaran uang Rupiah.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit dijangkau dengan transportasi umum.
Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi, yaitu 1). Sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah, 2). penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dengan penyaluran bantuan di sektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi, serta QRIS Experience di beberapa titik lokasi ERB dan PSBI.
Sinergi antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut tersebut telah memberikan dampak positif dalam upaya memelihara keutuhan dan kedaulatan NKRI dari sisi pertahanan dan militer oleh TNI Angkatan Laut, serta menjaga kedaulatan ekonomi dan kedaulatan Rupiah sebagai salah satu simbol negara oleh Bank Indonesia.
Sinergi dan semangat untuk menjaga kedaulatan NKRI tentunya perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Selain dengan TNI AL, kami juga akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memperoleh dan menetapkan pulau-pulau yang akan dikunjungi.
Bersama TNI AL, BI akan terus memperkuat dan menambah program kas keliling ini tidak hanya dalam penyediaan dan penukaran uang bagi masyarakat di kepulauan, tetapi juga bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T tentang kedaulatan negara dari sisi pertahanan dan ekonomi melalui program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah.
Sementara itu, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake, mengatakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat adalah merupakan layanan penyediaan uang rupiah layak edar.
“Jadi ini melalui kas keliling yang jumlah sebanyak 16 orang dari Bank Indonesia yang diantar oleh KRI Ajak. Ini merupakan suatu kerja sama yang sangat baik. Karena itu saya ucapkan terima kasih kepada TNI Angkatan Laut, khususnya juga Komandan Lantamal VII Kupang, Wadan Lantamal VII Kupang, Komandan KRI Ajak, yang telah bersedia pendistribusian Uang Rupiah ke wilayah Terdepan, Terluar dan Terpencil (3T)”, kata Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake.
Ia mengatakan, kerja kolaborasi seperti ini tentunya bertujuan untuk menegakkan kedaulatan negara di wilayah 3T.
Dikatakan Ayodhia Kalake, Rupiah tidak hanya berperan sebagai alat tukar yang sah, tetapi juga simbol kedaulatan sekaligus kehadiran negara khususnya di wilayah 3T. (L. Ng. Mbuhang)