Satgas Covid-19: Target Penanganan Harus Capai 100 Persen Kesembuhan

  • Whatsapp

JAKARTA – Selama tahun 2020, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya menangani pandemi Covid-19. Mulai dari menekan penularan virus Sars Cov-2, hingga memulihkan perekonomian nasional dengan berbagai kebijakan yang membantu masyarakat.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyampaikan sejumlah pencapaian dan catatan dalam penanganan pandemi Covid-19 selama tahun 2020, Kamis (31/12/2020) di Gedung BNPB, yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

“Kedepannya, kita harus mencapai target 100 persen kesembuhan dan menekan angka kematian,” tegas Wiku mengawali agenda keterangan pers bertajuk “Covid-19 : Refleksi Akhir Tahun 2020 dan Menuju 2021”.

Yang menjadi acuan terhadap perkembangan kasus Covid-19, yaitu angka kasus aktif, angka kesembuhan dan angka kematian. Perkembangannya pun cukup dinamis dalam perubahannya. Dari catatan data per 30 Desember 2020, kasus positif terus mengalami peningkatan yang signifikan, hingga jumlahnya mencapai 735.124 kasus.

Lalu, angka kematian diakui cenderung meningkat, namun masih dapat ditekan dengan jumlah 21.944 kasus atau 2,9%. Angka kesembuhan juga terus meningkat secara signifikan hingga mencapai 603.741 kasus atau persentasenya 82,12% dari pasien terkonfirmasi. Untuk perkembangan kasus aktif tingkat kabupaten/kota, sangat bervariasi. Ada 27 kabupaten/kota yang perlu mendapat perhatian karena memiliki kasus aktif lebih dari 1000 kasus.

Sedangkan, untuk kapasitas testing (pemeriksaan) pasien Covid-19 terus mengalami peningkatan. Meski angkanya cenderung terlihat fluktuatif, namun Indonesia pernah meraih pencapain angka testing tertinggi sebesar 96,35% dari target yang direkomendasikan World Health Organization (WHO). “Namun di minggu ini, turun menjadi 83,31 persen. Pemerintah pusat, pemerintah daerah serta masyarakat harus terus berupaya meningkatkan kinerja ini,” jelas Wiku.

Untuk pergerakan zonasi risiko tingkat kabupaten/kota, pergeserannya kata Wiku, lebih kearah zona oranye atau risiko sedang dalam beberapa Minggu terakhir ini. Pada zona merah atau risiko tinggi cenderung fluktuatif, dan zona hijau daerah tidak terdampak dan tidak ada kasus baru, semakin sedikit jumlahnya. Sebanyak 44 kabupaten/kota telah berada dalam zona oranye selam 16 minggu berturut-turut (6 September – 27 Desember).

Sedangkan 16 kabupaten/kota berada di zona merah selama 4 berturut-turut minggu (6 – 27 Desember). “Kita berharap di bulan ke-11 (Januari 2021), kita bisa melakukan gebrakan dimana zonasi dapat berubah cendrung ke zona hijau. Kita sudah banyak belajar selama 10 bulan. Sehingga tidak ada yang tidak mungkin, yaitu menurunkan risiko agar Indonesia didominasi zona yang lebih aman,” pesan Wiku.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait