Kongo. Selasa, 13 September 2016, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) di Kenya, Bapak Soehardjono Sastromihardjo beserta Ibu Theresia Sastromihardjo beberapa waktu lalu berkunjung ke Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XX-M/Monusco (Mission de L’Organisation des Nations Unies pour La Stabilisation en Republique Democratique du Congo) di Republik Demokratik Kongo.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI untuk Kenya Bapak Soehardjono Sastromihardjo memberikan arahan dan motivasi kepada perwakilan anggota Satgas agar selalu berbuat terbaik selama penugasan serta mencegah pelanggaran dalam bentuk apapun, dan mengucapkan terima kasih atas partisipasi anggota Satgas Kongo dalam rangkaian upacara 17 Agustus 2016, di Nairobi.
Menurut Dubes RI untuk Kenya Bapak Soehardjono Sastromihardjo, perayaan Hari Kemerdekaan tersebut merupakan acara yang paling meriah selama ini. “Diharapkan ke depan, pelibatan pasukan perdamaian dalam upacara 17 Agustus di wilayah yang menjadi tanggung jawab Kedubes RI di Kenya, dapat dijadikan tradisi,” ucapnya.
Di sela-sela acara ramah tamah dengan perwakilan anggota Satgas Kizi TNI, Bapak Dubes RI menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi atas prestasi yang telah diraih selama penugasan di Kongo. Beberapa permasalahan dalam penugasan PBB menjadi atensi Bapak Duta Besar saat berdiskusi dengan Dansatgas Konga XX-M/Monusco, Letkol Czi Sriyanto M.I.R, M.A, Psc(j).
Hasil diskusi tersebut sebagai bahan laporan dan pertimbangan kepada Pemerintah RI, melalui Pejabat Watapri di New York, guna penyelenggaraan partisipasi Indonesia dalam misi PBB secara lebih efektif dan efisien. Permasalahan pertama yang menjadi atensi Bapak Dubes RI di Kenya tersebut meliputi perlunya Amandemen MoU antara Pemerintah RI dengan PBB, guna mendapatkan reimbursement personel dan materiil secara proporsional dengan tuntutan tugas dan kinerja yang selama ini dilaksanakan.
Selanjutnya, Dansatgas Konga XX-M/Monusco, Letkol Czi Sriyanto M.I.R, M.A, Psc(j) menyarankan perubahan mekanisme dukungan bekal ulang dan spareparts, agar lebih tepat guna, tepat waktu dan efisien dalam mendukung operasional Satgas di Kongo. “Salah satu mekanisme dukungan yang dapat dijadikan pertimbangan adalah Kontingen Engineering Nepal, dimana Negara memberikan kewenangan kepada Dansatgasnya untuk melaksanakan pembelian spareparts secara langsung di daerah operasi dan atau Negara terdekat,” ujarnya.
“Sejak diterapkannya mekanisme tersebut sejak lima tahun terakhir, terbukti sangat efisien dan efektif. Besarnya biaya pengiriman dapat dieliminasi. Selain itu, Satgas Nepal dapat membeli kebutuhan bekal ulang atau spareparts yang memang benar-benar diperlukan saat itu,” tambahnya.
Lebih lanjut Letkol Czi Sriyanto M.I.R, M.A, Psc(j) menuturkan bahwa, proses disposal alat-alat satgas Garuda yang sudah rusak berat juga menjadi bahasan dalam kunjungan ini. Kontingen Engineering Garuda memulai misinya di Kongo sejak tahun 2003. Dalam kurun waktu 13 tahun terdapat banyak alat yang rusak berat dan tidak bisa dihilangkan begitu saja karena masuk dalam pendataan alat Negara di luar negeri.
Menurutnya, proses disposal yang sudah diajukan sejak lama dinilai penting karena apabila alat-alat rusak tersebut dibiarkan, maka akan menjadi PR tersendiri jika terjadi perpindahan misi atau bahkan penutupan misi di Kongo. Biaya mobilisasi untuk alat-alat yang sudah rusak berat atau yang sudah menjadi rongsokan menjadi tanggung jawab Negara pengirim. Tentunya hal ini akan sangat merugikan bagi Pemerintah Indonesia.
“Hal lain yang di bahas adalah kemungkinan adanya kegiatan promosi dan sosialisasi produk-produk Indonesia yang dapat dipasarkan dalam penugasan di Kongo, melalui Koperasi UN/PX, anggota Satgas dan kegiatan sosial lainnya,” pungkas Dansatgas Kizi TNI Konga XX-M/Monusco Letkol Czi Sriyanto M.I.R, M.A., Psc(j).
Di akhir kunjungannya, Dubes RI di Kenya Bapak Soehardjono Sastromihardjo mengundang Satgas Kizi TNI Konga XX-M/Monusco dalam acara resepsi Diplomatik Kemerdekaan Indonesia yang akan dilaksanakan bulan Oktober di Nairobi-Kenya. Dalam acara Resepsi Diplomatik ini, para Peacekeepers diminta untuk menampilkan Prosesi Militer, Peragaan Bela Diri Militer dan Tarian Tradisional Indonesia