JAKARTA, Beritalima.com– Penanganan pandemi virus Corona (Covid-19) yang diketahui melanda Indonesia awal Maret tahun lalu tak maksimal. Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih condong kepada penanganan ekonomi daripada kesehatan.
Hal itu tampak dari penunjukkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 diberikan bekas Walikota Solo itu kepada Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartanto.
Menteri yang seharusnya lebih dominan dalam penanggulangan wabah berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China tidak banyak diberi peran dalam penanganan Covid-19. Demilian pula alokasi anggaran untuk kesehatan tidak sebesar bidang ekonomi.
“Walau harus diakui, khusus penanganan vaksinasi Menteri Kesehatan (Menkes) diberi peran lebih, ungkap anggota Komisi IX DPR RI membidangi Kesehatan dan Tenaga Kerja, Lucy Kurniasari, Kamis (4/3) pagi, Menkes tak diberi peran memadai dalam menentukan jenis vaksin yang akan digunakan
“Itu semakin menguatkan penilaian masyarakat, Pemerintahan Jokowi menomorduakan pendekatan kesehatan dalam penanganan Covid-19
,” jelas wakil rakyat dari Dapil I Provinsi Jawa Timur (Kota Surabaya dan Sidoarjo-red).
Anehnya lagi, kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kota Surabaya tersebut Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang berperan besar dalam pembelian vaksin.
Buktinya, vaksin yang digunakan paling banyak merk Sinovac, produksi perusahaan farmasi dari China. Efektiiitas vaksin itu paling rendah diantara produk perusahaan farmasi yang ada.
Karena itu, kata Lucy, banyak masyarakat termasuk ahli medis yang mengkhawatirkan vaksinasi secara nasional tidak akan berjalan efektif.
Apalagi dari info yang saya terima, banyak tenaga kesehatan yang setelah divaksin dua kali justeru terpapar Covid-19.
“Hal tersebut membuat semakin banyak masyarakat pesimis dengan hasil vaksin produk Sinovac. Kekhawatiran tersebut bakal semakin besar dengan masuknya mutasi virus Covid-19 yang baru (B.11.7) di Indonesia,” jelas Ning Suroboyo 1986 itu.
Dari keterangan diatas, saya ungkap Lucy, semakin pesimis vaksin Sinovac efektif mengatasi mutasi virus Covid-19. Karena itu, Lucy berharap, penanganan Covid-19 jangan terlalu profit oriented. “Kesan itu harus dihilangkan agar masyarakat menilai pemerintah memang sungguh-sungguh dalam penangan Covid-19,” demikian Lucy Kurniasari. (akhir)