MALANG, Beritalima com |
Wakil ketua komisi E DPRD provinsi Jatim Hikmah Bafaqih MPd menyampaikan keprihatinannya atas musibah gempa yang baru beberapa hari ini melanda wilayah Malang dan sekitarnya. Karena itu, wanita yang baru terpilih sebagai ketua Perempuan Bangsa Jawa Timur ini mengajak masyarakat dan beberapa stakeholder berupaya semaksimal mungkin menyelamatkan Das Brantas.
“Gempa, Tsunami terbilang bencana yang tak bisa kita tolak kehadirannya. Tapi kalau banjir, longsor, kekeringan, sebagian besar atau hampir seluruhnya karena kita abai saja,” terang Hikmah.
“Sama dengan kondisi Das Brantas yang mengaliri 14 daerah di hilir, semakin kecil debit airnya, pada periode tertentu rajin bawa material yang bikin sungai-sungai semakin tinggi sedimentasinya,” sambung politisi PKB ini.
Adalah Arboretum di Batu, yang sepanjang alirannya semakin minim disangga oleh pohon-pohon pengikat air, dan karenanya berpotensi menimbulkan bencana.
“Petani lebih suka menanam tanaman semusim, sebab pohon tegakan hanya akan mengurangi luasan lahan yang bisa mereka tanami dengan jenis tanaman seperti wortel, kentang dll. Jangan salah, dengan luasan yang lebih spektakuler lagi, lebih banyak petani kaya yang juga belum memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian lahan mereka,” lanjutnya.
Duh….padahal di November 2019 Desa Sumber Brantas pernah mengalami bencana angin puting beliung dengan material cukup besar, pasir dan kerikil, kerugiannya tak terkira. Tapi belum jadi pembelajaran bersama juga.
“Apa respon kita? Kalau sekadar gerakan menanam sejuta pohon yang upacara seremoninya bersama para pejabat terbilang mahal lalu bibit yang ditanam tak pernah dipelihara, duh…. Ini akan berhenti jadi gerakan membuang bibit pohon saja,” tukasnya.
“Anehnya, seremoni semacam itu masih disukai hingga kini. Seandainya biaya seremoni diserahkan pada kawan-kawan pemerhati, ada Saberpungli, ada FPRB, ada LPBINU dll, agar bisa memelihara bibit yang sudah ditanam bersama para petani sekitar, pasti beda cerita yaa,” ucapnya.
“Ini kali kedua, saya sebagai Pimpinan Komisi E DPRD Jatim berkesempatan ngobrol serius dengan multistakeholders, BPBD, Dishut, DLH, Perhutani, TAHURA, BBWS, Jasa Tirta, PU dll, sayangnya kawan-kawan NGO malah belum terundang. Ada Perda 18/2016 tentang Pengelolaan Air Sungai, yang dalam Pasal 19 menjelaskan tentang instrumen Jasa Lingkungan, namun hingga saat ini belum di-Pergubkan” tandasnya.
Hikmah menambahkan, ada ide menguatkan Forum Das Brantas yang lama mati suri. Semua yang punya anggaran pengadaan bibit, sudah ok untuk menyediakan bibit multipurpose (bibit-bibit buah dll. yang produktif), agar petani tak enggan menanam tegakan. Dan banyak ide lain yang luar biasa.
“Kapan-kapan ingin segera bertemu dengan kawan-kawan non pemerintah pegiat pelestari alam dan lingkungan. Ayo, selamatkan Das Brantas kita, selamatkan Arboretum kita, BUMI KITA PELIHARA, BUMI MELINDUNGI KITA,” pungkasnya.(Yul)
#SaHiBa
#SahabatHikmahBafaqih
#BPBD
#TAHURA
#BBWSZgdvv
#DLH
#JASATIRTAivv