SURABAYA, beritalima.com – Sebanyak 126 siswa kelas II-VI SD Muhammadiyah 15 Surabaya mengikuti ujian hafalan Khatmil Qur’an dan Imtihan VII dengan Tema “Mencerdaskan Bangsa Dengan Mencetak Generasi Qur’ani”, Sabtu, (2/2/2019).
Wakil Kepala SD Muhammadiyah 15 Surabaya, Ali Shodiqin, menjelaskan, kegiatan Imtihan ini sebagai tolak ukur keberhasilan pelajaran Al Qur’an di kelas serta program ekstrakurikuler Tahfidzul Qur’an.
Metode hafalan yang digunakan selalu memuroja’ah (mengulang-ulang) hafalan setiap awal pelajaran dan setiap pelajaran Al-Qur’an. “Jadi, setiap hari anak-anak memuroja’ah hafalannya minimal 4 kali,” jelasnya.
Menurutnya, metode yang digunakan dalam mempelajari dan membaca Al-Quran adalah metode tajdid yang kurikulumnya sudah dibakukan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
“Kita berharap dari kegiatan ini akan muncul generasi qur’ani yang dapat dijadikan teladan bagi anak-anak seumurnya secara khusus, dengan dukungan para orang tua juga tentunya,” ujarnya.
Pendidikan Al Qur’an yang bermitra dengan Pondok Pesantren Nurul Falah ini menjadikan SD Muhammadiyah 15 Surabaya sebagai Pilot Project tingkat Asia Tenggara dan nasional dalam hal baca tulis Al Qur’an.
“Nanti ada kunjungan dari 12 sekolah kebangsaan dari Malaysia dan Singapura di sekolah ini,” lanjut Ali.
Imam Syafii, Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah Muhammadiyah Wiyung, Surabaya, dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas hasil jerih payah SD Muhammadiyah 15 Surabaya bersama Ponpes Nurul Falah dalam memberikan pendidikan Al Qur’an bagi anak didik.
“Mudah-mudahan ini terus berlanjut. Tidak sekedar menghapal saja, melainkan juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Syafi’i.
Ustadz Abdul Rohmat dari Pesantren Nurul Falah mengatakan, anak-anak adalah aset. Sehingga, peran orangtua sangat penting dalam mendidik mereka, termasuk dalam hal pendidikan Al Qur’an.
“Allah dan Rasul menyerukan bacalah Al Quran dengan bacaan yang enak didengar. Baik suaranya, lantunannya, dan panjang pendeknya. Bacalah Al Qur’an, kapan dan dimana saja, karena ia akan datang pada kita saat hari kiamat,” pesan Ustadz Abdul Rohmat.
Ustadz Dimyati, Kordinator Limas Tilawatil Quran yang juga Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kodya Surabaya, mengatakan, kegiatan ini untuk memotivasi siswa yang belum sampai pada tahap ini, dan juga memberikan penghargaan pada siswa yang telah selesai pendidikan Al Qurannya.
“Ini juga sekaligus bagian pendidikan karakter, dimana kita mensd3ingkronkan akademik dengan karakter anak didik,” pungkas Ustadz Dimyati. (Ganefo)