Oleh:
Rudi S Kamri
Kalau tidak ada aral melintang besok Rabu (22/01/2020) PT Garuda Indonesia akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa untuk memilih nakhoda baru definitif menggantikan Ari Askhara. Menurut saya ini pertaruhan kredibilitas dari seorang Erick Thohir selaku Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN). Pilihan sang menteri akan menentukan merah hitam nasib maskapai pelat merah itu.
Pemilihan paket direksi dan komisaris Garuda Indonesia seharusnya menjadi kesempatan yang baik untuk membenahi silang sengkarut Garuda setelah diacak- acak Ari Askhara dan kawan-kawan selama hampir dua tahun. Semua pembenahan harus disepakati oleh semua pemangku kepentingan di manajemen Garuda agar dijadikan momentum untuk kebangkitan kembali Garuda seperti masa sebelum kehadiran Ari Askhara dan kroni-kroninya.
Salah satu yang harus dibenahi oleh Direksi baru Garuda Indonesia adalah soliditas internal yang konon sempat dicerai-beraikan oleh Ari Askhara. Semoga tidak ada lagi dualisme serikat pekerja atau ikatan awak kabin atau ikatan profesi lainnya di Garuda. Dan hal ini menjadi pembelajaran yang terbaik bagi para insan internal Garuda agar tidak membiarkan diri lagi dipecah belah seperti sebelumnya.
Hal penting yang harus diperhatikan oleh Meneg BUMN Erick Thohir adalah agar mengembalikan keunggulan komparatif yang dimiliki Garuda Indonesia dibandingkan dengan maskapai lainnya di Indonesia bahkan dunia yaitu pelayanan awak kabin. Untuk itu jangan lagi bidang layanan yang menjadi kunci keunggulan Garuda digabungkan ke dalam Direktorat Teknik dan Layanan. Ini blunder besar seorang Ari Askhara. Seharusnya bidang ini dipisahkan karena mempunyai fokus penanganan yang sangat berbeda. Seharusnya hal ini dikembalikan lagi seperti dulu dimana bidang pelayanan ini ditangani oleh direktorat khusus seperti Direktorat Layanan atau digabungkan ke dalam Direktorat Layanan dan Awak Kabin. Mudah-mudahan hal ini menjadi perhatian serius dari Bung Erick Thohir.
Saran saya kepada Direksi baru Garuda Indonesia agar upaya serius mengangkat kembali kehormatan personal dan marwah profesi awak kabin (flight attendant) khususnya pramugari harus menjadi prioritas utama. Karena di tangan mereka keunggulan komparatif pelayanan Garuda Indonesia menjadi tumpuan utama. Di sisi lain bagi masyarakat jangan ada lagi cuitan dan postingan di media sosial yang menyudutkan profesi para awak kabin. Karena implikasi personal yang timbul bisa berdampak serius terhadap motivasi kerja para awak kabin yang ujungnya bisa berpotensi mengganggu kinerja bisnis Garuda.
So, selamat datang para nakhoda baru Garuda Indonesia. Di tangan anda nasib maskapai penerbangan kebanggaan Indonesia dipertaruhkan. Laku miring dari direksi yang lama semoga menjadi bahan pembelajaran yang baik buat anda. Saya tidak tahu siapa yang akan dipercaya oleh Meneg BUMN Erick Thohir menjadi nakhoda baru Garuda Indonesia. Tapi Siapapun anda, tugas anda tidak mudah. Namun akan menjadi ringan dan mudah kalau anda bisa dengan cerdas secara profesional memberdayakan semua potensi hebat yang ada di Garuda Indonesia.
Selamat bekerja, kawan. Terbangkan Garuda Indonesia dengan penuh kehormatan dan kebanggaan !!!
Salam SATU Indonesia
21012020