SUMENEP, beritalima.com – Jangan remehkan perekonomian warga Pulau Sapeken, Kabupaten Sumenep. Pendapatan penduduk pulau seluas 201,88 Km persegi ini, yang umumnya bermatapencaharian nelayan dan pedagang, jauh di atas upah perusahaan.
Seorang nelayan yang ditemui media ini mengaku berpenghasilan antara Rp 150.000,- hingga Rp 300.000,-/ hari. “Ya kalau dapat banyak ikan bisa Rp 300.000,-, tapi kalau dapat sedikit sekitar Rp 150.000,-,” ujarnya.
Nelayan lain yang biasa mengirim ikan segar ke Pulau Bali mengaku, pendapatannya setiap hari untuk kebutuhan makan sekeluarga sekitar Rp 100.000,- dan menabung di bank Rp 50.000,-.
Keterangan lain dari bandar arisan di kepulauan berpenghuni sekitar 40 ribu jiwa ini, arisan yang sudah sering diadakan ini arisan harian, dan pesertanya di antaranya kuli angkut. Berapa arisannya? Rp 50.000,- setiap hari. Jadi, walau kuli angkut tapi mampu bayar arisan Rp 50.000,-/ hari.
Kepala Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) “Bhakti Sumekar” Cabang Sapeken, Andhika Dwira Putra, menguatkan, pendapatan penduduk Pulau Sapeken memang tinggi atau di atas rata-rata.
Dia juga mengatakan, tingkat kesadaran masyarakat Sapekan untuk menggunakan jasa BPRS “Bhakti Sumekar”, satu-satunya bank di kecamatan ini, cukup positif.
Menurutnya, perputaran uang di pulau terpencil ini mencapai Rp 6 miliar per bulan. Bahkan, jika tidak terkendala keterbatasan transpotasi ke Sumenep yang adanya cuma seminggu sekali, bank milik Pemkab Sumenep ini sudah menambah jumlah kas.
Satu hal lagi yang memperkuat sinyalemen kalau perekonomian masyarakat Pulau Sapeken sudah cukup bagus, yakni ketika BI KPw Jatim membuka Layanan Kas Kepulauan di pulau terpencil ini pada Jumat (23/3/2018). Dengan modal Rp 2,170 miliar langsung terserap habis sehari.
Manager BI KPw Jatim, Yonatha F Warae, menjelaskan, Layanan Kas Kepulauan ini dilakukan untuk menarik uang tidak layak edar (UTLE) di masyarakat dan menggantinya dengan uang Hasil Cetak Sempurna (HCS), sehingga rupiah yang beredar tetap segar dan dicintai masyarakat, termasuk yang di pulau terpencil.
Di Pulau Sapeken, Tim Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan BI KPw Jatim membawa modal Rp 2,170 miliar pecahan kertas mulai seribuan sampai seratus ribuan rupiah. Modal sebesar itu didistribusikan ke BPRS “Bhakti Sumekar” Rp 500.000.000,-, dan ke masyarakat melalui penukaran langsung sebanyak Rp 1.670.000.000,-.
Dari hasil Layanan Kas Kepulauan ini Yonatha yakin kalau perekonomian warga Pulau Sapeken cukup baik, pertama karena perputaran rupiah cukup tinggi, kedua uang yang ditukarkan masyarakat didominasi uang besar, Rp 50.000,-an dan Rp 100.000,-an.
“Jadi walau pulau kecil dan terpencil, tapi perekonomian penduduknya sudah mapan dan perputaran rupiahnya cukup besar,” tandas Yonatha di akhir kegiatan di Pulau Sapeken, Jumat (23/3/2018) petang.
Dia menambahkan, program Layanan Kas Kepulauan ini inisiatif BI untuk meningkatkan perluasan jangkauan ke seluruh wilayah NKRI, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil.
Dalam melaksanakan program ini BI bekerja sama dengan TNI-AL. Selain di Pulau Sapekan, Tim Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan BI ini sehari sebelumnya sudah menjangkau Pulau Kangean, Sumenep, dan Jumat (23/3/2018) malam langsung melanjutkan ekspedisinya ke Pulau Kalambau, Kalimantan Selatan, dengan KRI Sidat milik TNI-AL.
Menurut Nurkolis, Asisten Manager BI KPw Jatim yang juga sebagai Koordinator Lapangan dalam Ekspedisi Layanan Kas Kepulauan ini, Pulau Kalambau letaknya sangat jauh dan terpencil di wilayah Kalimantan Selatan. Penghuninya pun sedikit.
“Namun kendati jauh dan terpencil, kami telah komitmen untuk menjangkau dan membuka layanan kas agar rupiah kita juga beredar di daerah terpencil sekalip,” tekad Nurkolis pada beritalima.com yang ikut dalam ekspedisi selama sepekan ini.(Ganefo)