JAKARTA, Beritalima.com– Legislator dari Dapil I Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), H Johan Rosihan ST Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum berhasil memacu produksi ternak dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan daging di tanah air.
Padahal, jelas anggota Komisi IV DPR RI membidangi Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Lingkungan Hidup (LH) itu, setiap tahun permintaan dalam negeri meningkat, termasuk daging sapi potong. Bahkan permintaan tersebut telah melampaui kemampuan produksi dalam negeri saat.
“Saya prihatin dengan jumlah impor yang terus meningkat. Kebutuhan daging untuk konsumsi dalam negeri beberapa tahun belakangan 65 persennya dari impor. Dan, itu setiap tahunnya mengalami peningkatan,” kata Johan dalam keterangan pers yang diterima Beritalima.com, Sabtu (19/6).
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI tersebut menekankan, Pemerintah seharusnya mampu meningkatkan kesejahteraan para peternak dalam negeri dengan cara membantu mereka meningkatkan produktivitasnya.
“Saya mengusulkan agar Pemerintah menyiapkan program meningkatkan kualitas Sumber Daya Peternakan lokal serta membantu peternak dalam pola dan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan, permodalan, metode produksi ternak yang lebih maju dan sesuai dengan kondisi lingkungan,” usul Johan.
Kebijakan pembangunan peternakan Indonesia harus mengarah kepada peningkatan kesejahteraan para peternak. “Karena itu, saya mendesak Pemerintah harus bertanggung jawab penuh terhadap nasib lebih 13,56 juta rumah tangga peternak agar mereka memiliki produktivitas dengan jumlah kepemilikan ternak yang signifikan,” kata Johan.
Wakil rakyat dari Pulau Sumbawa tersebut berharap Pemerintah memberikan prioritas pada sektor peternakan untuk berperan penting dalam perekonomian nasional. Soalnya, Johan meyakini peternakan memiliki peranan strategis dalam pemantapan ketahanan pangan hewani serta sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Saya mendorong pemerintah memiliki skema untuk meningkatkan kesejahteraan peternak di tanah air, dan tolong hentikanlah ketergantungan impor dari negara lain,” papar Johan yang juga meminta Pemerintah segera menyediakan benih dan bibit yang berkualitas.
Meningkatkan produksi ternak untuk memenuhi kebutuhan nasional, ungkap Johan, harus melakukan standarisasi serta mendorong pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) yang juga sesuai standar. “Saya meminta program dan anggaran ke depan diprioritaskan meningkatkan produksi ternak terutama sapi, kerbau dan domba yang memiliki produktivitas tinggi demi mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan kesejahteraan peternak dalam negeri,” demikian H Johan Rosihan ST. (akhir)