Sejarah Dan Kemegahan Candi – Candi Di Kabupaten Malang

  • Whatsapp

MALANG, beritalima – Di Jawa Timur, beragam candi tersebar di berbagai kota dimana setiap candi memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan pengaruh kerajaan yang berkuasa di masa laluCandi di Jawa Timur yang pertama adalah candi singhasari. Candi Singhasari atau Singosari merupakan salah satu yang diciptakan sebagai bentuk penghormatan Raja Kertanegara, yaitu raja yang membawa masa puncak kejayaan Kerajaan Singhasari.

Terletak di daerah Singosari, Kabupaten Malang, candi yang bercorak Hindu ini dibangun pada sekitar tahun 1300 M. Karena jarak yang tidak jauh dan mengarah pada Gunung Arjuna, maka fungsinya diperkirakan masih berkaitan dengan aktivitas para pertapa dan ritual keagamaan di gunung tersebut. Lokasi candi yang dekat dengan Kota Batu dan Kota Malang sebagai pusat wisata juga menambah ketenaran candi peninggalan salah satu kerajaan kuat di Pulau Jawa yakni Kerajaan Singosari.

Candi Singosari i salah satu destinasi wisata sejarah yang berda di Kabupaten Malang. salah satu candi peninggalan Kerajaan Singosari kebanyakan Candi-Candi yang ada di Jawa Timur mempunyai Bentuk dan ciri bangunannya sangat unik, Candi Singosari memiliki dua tingkatan bangunan karena memiliki hiasan candi luar yang umumnya rata. Namun, Candi Singosari ini memiliki hiasan yang tidak rata.

Candi Singosari ini berlokasi di Singosari, sekitara 9 km dari Malang ke arah Surabaya. Ada beberapa pengunjung maupun warga yang menyebutkan Candi Menara karena candi ini memiliki ukuran yang tertinggi di masanya dulu. Dan setidaknya, jika dibandingkan dengan candi yang lain. Saat ini Candi Singosari masih utuh.

Dinamakan Candi Singosari karena letaknya yang berada di wilayah Singosari, proses pembangunannya adalah dengan cara menumpukkan batu andhesit yang menghadap ke barat hingga mencapai ketinggian tertentu. Kemudian candi tersebut diukir dari atas ke bawah.

Candi Singosari sendiri berdiri di atas alas seluas 14 m x 14 m, sedangkan tinggi bangunan candi mencapai 15 m. Pintu utama candi menghadap ke barat dan terdapat ruang utama yang terdapat arca Lingga dan Yoni. Di halaman Candi Singosari terdapat beberapa arca, diantaranya yaitu arca Siwa, Durga dan Lembu Nandini.

Candi Singosari yang berdiri kokoh merupakan saksi kejayaan kerajaan Singosari yang didirikan oleh Ken Arok. Berdasarkan beberapa bukti sejarah candi yang dituliskan pada Kitab Negarakertagama dan Prasasti Gajah Mada yang ditemukan di pelataran. Candi Singosari dibangun sebagai penghormatan kepada Raja Kertanegara.

Bagi pengunjung yang cinta akan budaya bisa datang ke Singosari bersama keluarga untuk bersantai sambil menitmati keindahan Candi Singosari yang bergitu megah yang menandakan betapa tingginya peradaban Jawa yang bisa menciptakan bangunan yang megah dan kokoh, wisatawan bisa mendapatkan penjelasan dari juru kunci mengenai sejarah dan keberadaan candi secara lengkap, pengunjung akan terhanyut seakan terbawa atau berada pada masa kerajaan Singosari yang terkenal dengan Raja Ken Arok.

Candi Jago berada di kawasan Tumpang. sekitar 22 kilometer jika wisatawan dari Kota Malang. Karena letaknya di Tumpang, ada beberapa orang yang menyebut jika ini adalah Candi Tumpang. Namun, warga setempat lebih menyebutnya sebagai cungkup.

Nah untuk nama Candi Jago sendiri sebenarnya memiliki makna keagungan .dari kata jajaghu. Panel relief Candi Jago memang sangat rapi, mulai dari kaki hingga dinding bagian ruang atasnya. Dan bisa dikatakan tak ada ruang kosong karena semua diisi hiasan dengan jalinan cerita mengenai perpisahan. Dan oleh karenanya, banyak yang menduga jika candi ini mengandung ajaran Hindu dan Buddha.

Candi yang berdiri sejak abad XIII pada masa kerajaan Singhasari (Singosari). Nama Candi Jago ini berasal dari kata Jajaghu. Letak Candi Jago adalah pada Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Pengunjung untuk dapat sampai ke Candi dengan jarak tempuh 22 km ke arah timur dari kota Malang. Penduduk setempat sering menyebut Candi Jago sebagai Cungkup, ada juga yang menyebutnya sebagai Candi Tumpang.

Kali ini akan mengulas mengenai Candi Jago, yang merupakan salah satu peninggalan sejarah di Malang yang juga saat ini berfungsi juga sebagai salah satu objek wisata sejarah di Malang. Informasi yang diberikan dalam tulisan ini sebagian besar disadur dari Wikipedia serta beberapa lainnya dengan mengamati langsung di lapangan serta bertanya pada pengelola setempat.

Wisata Sejarah Malang ke Candi Jawar Ombo

Candi Jawar Ombo sebuah bangunan peninggalan masa Hindu-Buddha yang ditemukan penduduk pada tahun 1983 dalam keadaan terpendam di dalam tanah.Penduduk setempat menyebutnya Candi Jawarombo, yang masuk wilayah Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang, Jawa Timur.Candi ini tinggal bagian batur (alas) berdenah bujur sangkar dengan ukuran 6x6m dan tinggi 60cm.Pada lantai batur terdapat empat umpak batu yang berlubang pada bagian tengahnya untuk menegakkan tiang.Kaki candi berupa pelipit setengah lingkaran dan segi empat.

Keempat sisi batur dihiasi relief-relief yang menggambarkan teratai (lotus), pilaster, dan Tapak Dara.Pada sisi bangunan dihiasi dengan lima teratai, empat Tapak Dara dan 10 pilaster yang ditempatkan berselang-seling. Sedangkan pahatan sosok manusia pada relief digambarkan seperti wayang, gaya pahatan seperti relief-relief bangunan candi masa kerajaan Majapahit.

Situs Candi Jawar Ombo menghadap puncak Gunung Mahameru/Gunung Semeru, gunung tertinggi di Jawa Timur.Pintu masuk candi ada di selatan dengan adanya sisa-sisa bangunan gapura yang terbuat dari batu. Dilokasi ini ditemukan arca batu yang memegang gada, hal ini adalah ciri dari arca Dvarapala.Dvarapala merupakan arca yang ditempatkan di depan pintu atau gerbang menuju bangunan suci candi, yang dipercaya memiliki kekuasaan untuk melindungi dari berbagai serangan kekuatan jahat.

Wisata Sejarah Malang ke Candi Sumberawan

Candi Sumberawan adalah salah satu candi yang memiliki kaki, badan dan kepala yang runcing. Candi ini sendiri tidak memiliki tangga dan relief yang mengarah pada bagian patung dewa dan sosok yang suci. Sehingga sering candi ini disebut sebagai salah satu wujud dari stupa yang melambangkan pencapaian untuk menuju ke nirwana. Lokasi candi memang kurang detail, namun bisa dikatakan wisata sejarah Malang yang satu ini masih sangat alami.

Candi Sumberawan terletak di Desa Toyomarto, kecamatan Singosari. Candi ini mungkin tidak berbentuk selayaknya candi pada umumnya, candi Sumberawan hanya berbentuk seperti stupa dan merupakan candi Budha dan peninggalan dari kerajaan Singhasari.

Candi Sumberawan adalah peninggalan sejarah yang berasal dari sekitar abad 14 atau awal abad 15. Dalam prasasti Negarakertagama disebutkan bahwa, Candi Sumberawan diidentifikasikan sebagai Kasurangganan atau Taman Surga Nimfa dan telah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dari Majapahit di 1359. Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904 dan pada 1937 diadakan pemugaran oleh pemerintahan Hindia Belanda pada bagian khaki candi.
Candi sumberawan merupakan satu-satunya candi yang berbentuk stupa di Jawa Timur.

Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan. Suasana yang teduh dan tenang di sekitar candi menjadikan tempat ini cocok untuk melakukan meditasi.

Wisata Sejarah Malang ke Candi Kidal

Sebenarnya Candi Kidal adalah wisata sejarah Malang yang menjadi tempat untuk persemayaman Raja Anusapati. Dan Candi Kidal ini adalah wisata sejarah Malang yang juga merupakan candi peninggalan dari Dinasti Singosari.

Candi hindu di Jawa Timur ini berada di Tumpang. Jika Anda ingin berkunjung ke kawasan ini, setidaknya Anda harus berkendara sekitar 20 km dari Kota Malang ke arah timur. Dapat dikatakan juga jika candi ini adalah candi pemujaan yang paling tua untuk kawasan Jawa Timur karena sudah ada sejak pemerintahan Airlangga sekitar 11–12 M.

Candi Kidal merupakan salah satu candi i, dan diperkirakan dibangun pada tahun 1248 Masehi. Dibangun untuk menghormati Raja kedua kerajaan singasari yaitu Raja Anusapati dan juga candi tersebut sebagai tempat doa kepada Ken Dedes Ibu dari Anusapati Anusapati memerintah pada tahun 1227 Masehi hingga 1248 Masehi, hingga akhirnya Anusapati meninggal dan diduga dibunuh oleh Panji tohjaya yang ingin menguasai kerajaan singasari pada masa itu. Hal ini, juga berhubungan dengan keris Empu Gandring dan kutukanya.

Candi Kidal juga merupakan salah satu yang masih berdiri kokoh hingga sekarang, Selain Candi Kidal, anda juga bisa mempelajari sejarah candi-candi kerajaan Hindu lainya seperti:

Candi ini terletak 20 kilometer di sebelah timur kota Malang, tepatnya di desa Rejokidul, kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang Jawa timur. Aristektur candi Kidal juga khas candi-candi kerajaan di Jawa Timur. Candi ini pernah dipugar pada tahun 1990, guna untuk menjaga salah satu warisan nenek moyang yang bersejarah. Candi ini juga menceritakan sebuah mitologi agama Hindu, Garudeya. Dimana menceritakan mengenai pembebasan perbudakan dan dari cerita itu kita bisa mengambil pesan moral yang bisa kita jadikan pelajaran. Hingga saat ini Candi Kidal masih cukup terjaga dan terawat.

Disekitar candi kidal masih banyak pohon-pohon rindang dan besar, dan juga terdapat taman disekitar candi yang terawat terawat dengan baik. Selain itu, disekitar candi ini juga terdapat rumah-rumah penduduk yang menghuni desa sekitar. Karena Candi Kidal terletak di pedesaan, candi ini tidak terlalu popular seperti candi Singosari, Candi Jago, ataupun candi Jawi. Dan Candi ini juga tidak terlalu banyak diulas oleh tokoh-tokoh sejarah maupun dalam catalog wisata. Karena candi ini memang tidak terlalu banyak fasilitas dari pemerintah.

Wisata Sejarah Malang ke Pertirtaan Watu Gede

Jika Anda ingin ke kawasan wisata sejarah Malang yang agak berbeda, Anda bisa mengunjungi Petirtaan Watugede. Ini adalah sebuah pemandian kuno yang memiliki bentuk segiempat persegi panjang dengan batu bata kuno di bagian pinggirnya yang memiliki ukuran sangat besar. Dan masih utuh untuk saat sekarang ini yang memiliki fungsi sebagai dinding untuk kolamnya.

Sejarah menyebutkan jika pertirtaan ini adalah tempat pemandian yang digunakan oleh raja dan putri raja saat masa Kerajaan Singosari. Dan tempat ini juga memiliki aliran air yang sangat jernih. Airnya yang keluar tidak pernah berhenti dan selalu mengalir. Selain bisa wisata sejarah Malang, Anda juga bisa menikmati pemandian yang segar.
Apabila anda ingin mengunjungi tempat wisata lainnya di Malang, Anda bisa mengecek tempat-tempat tersebut
Petirtaan Watugede merupakan salah satu lokasi wisata yang sarat dengan nilai sejarah. Konon, petirtaan ini menjadi lokasi pemandian Kendedes, permaisuri Raja Singhasari yang tersohor karena kecantikannya.
Tak heran, jika banyak pengunjung yang datang ke lokasi pemandian ini untuk mendapatkan berkah kecantikan dan awet muda. Pemandian yang pertama kali ditemukan tahun 1925 oleh Arkeolog Belanda ini, berlokasi di desa Watugede, kecamatan Singosari, kabupaten Malang. Lokasi pemandian ini berjarak sekitar 2 km dari candi Singosari.
Melongok ke dalam pemandian, pengunjung akan menemukan sebuah kolam kuno berbentuk persegi panjang. Dinding-dinding kolam terbuat dari batu bata kuno yang tersusun rapi dan kuat. Pondasi dinding yang kokoh dengan kondisi sebagian sudah tak utuh seolah-olah mengentalkan kesan kuno pada kolam ini.

Tepi kolam dihiasi dengan beberapa patung kecil yang menjadi pintu keluar air yang nantinya akan mengisi kolam. Uniknya, air yang keluar dari mulut arca ini tak pernah berhenti, meskipun pada musim kemarau. Kolam ini memiliki sebuah tangga batu yang memudahkan pengunjung masuk ke dalam kolam.

Uniknya, salah satu batu pada tangga memiliki permukaan yang berlubang-lubang, dengan jarak lubang yang beraturan. Konon, lubang pada batu tersebut menjadi penunjuk waktu bagi putri-putri raja yang sedang mandi di kolam tersebut. Batu tangga yang berlubang tersebut dikenal dengan nama Watu Dakon.
Tak jauh dari kolam, terdapat sebuah sumur yang seringkali dijadikan sebagai tempat meletakkan sesaji. Di sekitaran sumur juga terdapat tiga buah batu yang konon sering dijadikan sebagai batu pengasah pedang.

Pedang yang diasah tersebut merupakan senjata yang digunakan untuk melaksanakan hukuman pancung.
Hukuman pancung tersebut diberikan kepada lelaki yang nekat menyusup ke dalam area pemandian. Pasalnya, pemandian ini hanya boleh dikunjungi oleh putri Raja beserta dayang-dayangnya. Tak hanya itu, di dekat sumur juga terdapat gua yang berfungsi sebagai tempat berlindung bagi para putri saat bahaya mendekat. Sayangnya, gua ini sekarang telah berada dalam kondisi tertutup.

Tak hanya sarat dengan nilai sejarah, pemandian ini memiliki suasana yang tenang dan teduh. Kamu akan menemukan banyak pohon rindang di sekitaran pemandian. Tak heran jika hawa sejuk bisa kamu nikmati di pemandian ini. Kamu bisa menikmati pemandian dengan suasana khas lereng gunung yang nyaman. Silahkan bagi pengujung yang tertarik berkunjung. (utg)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *