SURABAYA, beritalima.com | Provinsi Jawa Timur pada Januari 2025 kemarin deflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,54%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Timur, Zulkipli, menyampaikan itu Senin (3/2/2025).
Dia mengatakan, deflasi pada Januari 2025 utamanya dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 1,13 persen.
“Berakhirnya masa libur natal dan tahun baru menyebabkan beberapa komoditas yang sebelumnya mengalami perubahan harga mulai bergerak ke harga normal,” ujarnya.
“Salah satunya komoditas telur ayam ras yang sebelumnya inflasi, kini mulai mengalami penurunan harga,” jelasnya.
Deflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga itu didorong oleh penurunan tarif listrik yang menyumbang deflasi 29,93% dengan andil 1,18%.
Beberapa komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami penurunan harga dan andil yang cukup tinggi terhadap deflasi.
Di antaranya Telur Ayam Ras, deflasi 2,74% dengan andil 0,03%. Kemudian Bawang Merah, deflasi 4,12% dengan andil 0,02%. Tomat, deflasi 8,66% dengan andil 0,02%, dan Ketimun deflasi 24,98% dengan andil 0,01%.
Namun demikian, pada bulan yang sama sejumlah komoditas juga ada yang mengalami kenaikan harga atau inflasi, di antaranya cabe rawit naik 81,52% dengan andil 0,24%, dan cabe merah naik 72,29%.
Selain itu, emas perhiasan naik 2,65%, bahan bakar rumah tangga naik 3,3%, minyak goreng naik 2,38%, dan bensin naik 0,48%.
Juga, meski secara bulanan Jatim mengalami deflasi, tetapi secara tahunan (yoy) pada Januari 2025 Jatim mengalami inflasi sebesar 1,06% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,53.
Inflasi tertinggi sebesar 1,72% terjadi di Banyuwangi dengan IHK sebesar 107,28 dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,54% dengan IHK sebesar 105,53.
Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,92%.
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,33%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,63%.
Selain itu ada kelompok kesehatan yang juga naik sebesar 1,94%, kelompok transportasi sebesar 0,71%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,42%.
Kelompok pendidikan naik sebesar 1,53%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik sebesar 2,26%, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 7,09%. (Gan)
Teks Foto: Kepala BPS Jatim Zulkipli