BONDOWOSO, beritalima.com – Gerakan Pendidikan Kesetaraan berbasis desa (Getar Desa) yang dilaksanakan Pemerintah kabupaten Bondowoso tahun 2018 dinilai sukses menaikan rata-rata angka lama sekolah masyarakat Bondowoso.
Kesuksesan Getar Desa mendapatkan penghargaan dari kementerian, karena dinilai sukses. Kesuksesan program inilah yang akhirnya dilirik kabupaten Tetangga Lumajang untuk studi banding ke Bondowoso tatacara mengelola Program Getar Desa.
Sekretaris Daerah Bondowoso Syaifulah melalui Kepala Badan Pembangunan Pemerintah Daerah (Bappeda) Kabupaten Bondowoso, Dra. Farida menjelaskan, kunjungan dari Lumajang untuk melihat perencanaan Getar Desa di Bondowoso, karena Lumajang mempunyai program serupa.
“Karena program Getar Desa ini bisa mempercepat pengurangan angka melek huruf, dan juga bisa meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia),” katanya.
Bahkan, kata dia, program Getar Desa, bisa mencegah pernikahan usia dini. Serta membantu gerkan ‘ayo pergi ke sekolah’. Jadi banyak aspek yang bisa dicapai, melalui program tersebut.
“Program Getar Desa saat ini progresnya sangat bagus. Sudah sekian puluh ribu warga, terentas dari buta aksara. Bahkan ini masuk 45 program terbaik se Indonesia,” paparnya.
Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Bondowoso tetap mengharapkan yang terbaik. “Dan target kita sudah ada di RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Bagaiman indikator itu bisa tercapai,” sambungnya.
Makanya kata dia, visi Melesat ini harus dibarengi dengan trobosan. Adapun angka rata-rata lama sekolah dari 5,5 tahun sudah menjadi 5,7 tahun. “Ditargetkan nanti 6 lebih,” tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Program Getar Desa yang dilaunching pada Tahun 2017 oleh Pemkab Bondowoso ini, meraih penghargaan Otonomi Award 2018 kemarin. (*/Rois)