Sekdaprov Jatim Adhy Karyono Apresiasi Festival Sandeq di Balikpapan; Angkat Budaya Lokal

  • Whatsapp

BALIKPAPAN, beritalima.com – Sekdaprov Jatim Adhy Karyono menghadiri Festival Sandeq di Pantai Manggar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jum’at (10/9).

Festival Sandeq ini sendiri diselenggarakan oleh Pemprov Sulawesi Barat. Festival ini diawali dengan berlayarnya perahu Sandeq asal provinsi Sulawesi Barat yang berlayar selama kurang lebih 9 hari perjalanan mulai 31 Agustus-9 September 2022.

Festival Sandeq ini diikuti 34 perahu Sandeq yang berlayar melewati Selat Makassar. Dengan rute mulai dari wilayah Sulawesi Barat yakni Tanjung Silopo-Pantai Banggai-Pantai Palippi-Pantai Deking-Pantai Manakarra Mamuju-Pulau Ambo-Pulau Salissingan-dan finish di Pantai Manggar Balikpapan, Kalimantan Timur.

Usai mengikuti acara tersebut, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono mengapresiasi penyelenggaraan Festival Sandeq yang sudah lama digagas ini. Hal ini karena festival ini mampu mengangkat budaya lokal yakni budaya melaut nenek moyang pendahulu.

“Jadi Perahu Sandeq ini meskipun perahunya kecil bercadik, tapi bisa mengarungi luasnya samudra. Dan semangat para nelayan ini sangat luar biasa. Ini yang harus menjadi motivasi kita bahwa kalau kita punya semangat dan keyakinan, kita pasti bisa,” kata Khofifah.

Untuk itu Adhy berharap, Festival semacam ini bisa menjadi masukan bagi Jatim untuk menyelenggarakan event yang bisa dikenal tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

“Sebenarnya banyak sekali event budaya atau pariwisata di Jatim yang sudah dikenal secara nasional ataupun internasional, tapi mungkin bisa memunculkan ide-ide baru festival apalagi yang akan kita kembangkan,” katanya.

Menurutnya, Festival Sandeq yang mengusung tema ‘Indonesia mendukung IKN (Ibu Kota Nusantara) ini menjadi gambaran bagaimana seluruh provinsi memberikan dukungan penuh terhadap IKN.

“Termasuk secara simbolik tadi kita memberikan produk hasil bumi dan juga plakat Surya Majapahit untuk bisa menunjukkan bahwa Jawa Timur juga akan mendukung sepenuhnya proses pembangunan IKN,” katanya.

“Dan IKN itu sendiri menjadi sesuatu yang penting untuk mendukung apa yang disampaikan Pak Presiden Jokowi bahwa Indonesia dibangun tidak hanya dari Jawa Centris tapi juga dari Pulau Kalimantan,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Sekdaprov Jatim turut menyerahkan secara simbolis komoditi khas daerah yang mewakili Sekretaris Daerah Provinsi lain se-Indonesia. Hal ini menjadi bagian dari Indonesia mendukung IKN. Adapun komoditi yang diserahkan adalah Beras Organik dari Kab. Bondowoso dan Beras Porang dari Madiun.

Tidak hanya itu, Adhy juga menyerahkan Plakat Surya Majapahit. Surya Majapahit sendiri merupakan salah satu ciri khas seni peninggalan Kerajaan Majapahit yang pada bagian dalamnya terdapat sembilan Dewa Penjaga Mata Angin yang disebut dengan “Dewata Nawa Sanga”.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan bahwa Festival Sandeq ini bisa masuk dalam kategori sport tourism. Apalagi para Passandeq (sebutan untuk nelayan perahu Sandeq) bila tidak memiliki kekutan fisik yang baik dan keberanian untuk mengarungi Selat Makassar, maka tidak akan sampai di Pantai Manggar, Balikpapan ini.

“Kami mengapresiasi pemerintah daerah yang mulai menghidupkan kembali sport tourism. Potensi kita luar biasa. Apalagi ini katanya tidak pakai dana APBD tapi sponsorship. Ini menjadi inovasi pemda yang harus kita contoh walaupun ketiadaan anggaran APBD,” katanya.

“Sekali lagi komitmen kita sama, mari kita sukseskan termasuk IKN karena tujuannya pemerataan pembangunan. Tidak ada lagi Jawa Centris. Untuk itu ibukota negara Nusantara yang digagas oleh Presiden Jokowi dan ditempatkan di Kalimantan ini menjadi niat baik dari Bapak Presiden Jokowi, dan ini harus kita berikan dukungan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Pj. Gubernur Sulawesi Barat Akmal Malik mengatakan bahwa festival ini awalnya bernama Sandeq Race yang merupakan event tahunan yang dimulai sejak Tahun 1995. Menurutnya Ini merupakan mahakarya Maritim Indonesia. Serta menjadi simbol kolaborasi pemerintah dengan swasta maupun pemerintah dengan masyarakat.

“Ini pertama kalinya Festival Sandeq diselenggarakan tanpa menggunakan APBD, tapi dari para sponsor. Melalui festival ini kami ingin menunjukkan bahwa Sulbar ini meskipun APBD-nya kecil, tapi kami punya nyali yang besar. Ibarat ini sama seperti perahu Sandeq yang meskipun kecil tapi berani mengarungi Selat Makassar. Hanya para Pesandeq yang berani,” pungkasnya.
(red)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait