SURABAYA, beritalima.com – Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi kunci pertumbuhanekonomi Jatim. Di tengah kondisi krisis ekonomi yang masih bergejolak, Jatim memilikiekonomi yang masih kondusif ditopang oleh UMKM. Hal tersebut disampaikan Sekdaprov. Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi, MM saatmembuka Rapat Kerja Tahun 2017 Asosiasi Perusahaan Penjaminan Kredit Indonesia(ASIPPINDO) di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jumat (17/2). Ia mengatakan, kontribusi UMKM terhadap PDRB Jatim mencapai 54,98 persen.Untuk itu, Pemprov Jatim melaksanakan kebijakan-kebijakan guna mendukungpeningkatan produksi UMKM yang ditunjang oleh pembiayaan kompetitif meliputi bungamurah dengan syarat mudah, serta pemasaran produk yang jitu. Dijelaskan, Pemprov Jatim memberikan stimulus melalui APBD yang akandisalurkan kepada sektor UMKM. Beberapa skema pembiayaan yang dilaksanakanPemprov Jatim yakni pertama, skema bunga kompetitif dan penanganan resiko yangterdiri dari kredit produktif / ekspor dengan dana bergulir s.d. 2016 total plafon Rp.916,98 milyar (16.719 debitur UMKM) dan kredit tani melalui PT. BPR Jatim (BankUMKM) dengan total Rp. 311,61 milyar (8.505 debitur UMKM sektor pertanian). Kedua, program loan agreement yang diatur melalui Pergub Jatim No. 37 Tahun2016 tentang perubahan atas Pergub Jatim No. 2 Tahun 2016 tentang pemberianpinjaman Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur kepada PT. BPD Jawa Timur Tbk. Pinjaman anggaran Pemprov Jatim dengan bunga 2 persen per tahun ke BankJatim sebesar Rp. 400 milyar (APBD Tahun Anggaran 2016, dan direncanakanpenambahan sebesar Rp. 200 milyar pada APBD 2017) untuk disalurkan kepadaUMKM sektor primer dengan skema linkage program melalui PT. BPR Jatim (BankUMKM), serta BPR milik pemkab/pemkot. “Ini harus memperhatikan prinsip-prinsip antara lain bunga murah, cara mudah,dan layanan cepat. Untuk bunga murah maksudnya suku bunga kredit Bank Jatim keBPR 5 persen efektif per tahun (termasuk 2 persen untuk Pemprov) sehingga sukubunga dari unit PT. Bank Jatim dan BPR ke UMKM berada di sekitar 7-9 persen,” jelasAkhmad Sukardi. Satu yang perlu mendapatkan apresiasi, lanjutnya, adalah dari total realisasipembiayaan yang dilaksanakan pemerintah melalui dagulir dan kredit tani sebesar Rp.1,23 trilyun, sejumlah Rp. 822,52 milyar diantaranya dijamin oleh PT. Jamkrida Jatim.“Tentunya program yang positif ini dapat direplikasi oleh daerah lain,” katanya. Menurutnya, untuk mewujudkan kemandirian perekonomian, negara harus hadirdan memberikan perhatian terhadap dunia usaha, khususnya UMKM dan koperasi.Kedua sektor ini sering kesulitan mendapatkan akses permodalan dalam bentuk kredit,pembiayaan, atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dari lembaga keuangan dandi luar lembaga keuangan karena keterbatasannya jaminan. Untuk itu, Sekdaprov Jatim meminta, jajaran ASIPPINDO yang merupakanwadah bagi pelaku industri penjaminan ikut berperan aktif dan terus berusahameningkatkan inovasi dan komitmennya. “Bekerja dengan cerdas, keras dan ikhlasmembantu meningkatkan perekonomian dan memenuhi tuntutan pembangunannasional,” imbuhnya.Raker ASIPPINDO kali ini dilaksanakan selama dua hari yakni 17-18 Februari2017 yang diikuti oleh perusahaan swasta, Jamkrida BUMDASIPPINDO kali ini dilaksanakan selama dua hari yakni 17-18 Februari2017 yang diikuti oleh perusahaan swasta, Jamkrida BUMD, Jamkrida BUMN, Askrindo Syariah. (Hum)