SURABAYA, beritalima.com – Sekretaris Daerah Prov. Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi menandatangani kerjasama yang dilakukan antara Pemprov Jatim dengan Pengelola Portal Indonesia National Single Window (PP-INSW), di Ruang Brawijaya Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Rabu (16/11).
Dalam sambutannya Sukardi mengatakan, setelah hampir dua tahun akhirnya kerjasama itu bisa disetujui dan ditandatangani. Penyediaan data oleh PP-INSW ini diharapkan bisa menjadi bahan identifikasi dan evaluasi terkait ekspor impor di Jatim. “Saya menjamin data yang diminta oleh Pemprov Jatim akan digunakan hanya untuk kepentingan evaluasi internal khususnya di bidang ekspor impor,” tegasnya.
Ia menjelaskan, untuk menghadapi permasalahan ekspor impor luar negeri Pemprov Jatim terus melakukan upaya peningkatan daya saing produk industri yang berorientasi ekspor. Selain itu pengendalian impor juga dilakukan melalui program kegiatan prioritas Perlindungan Konsumen dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). “Kami telah membangun infrastruktur Teknologi Informasi (TI) berupa Sistem Aplikasi Dashboard Pengendalian Ekspor-Impor pada Instansi Pemprov Jatim dan Instansi Sektoral terkait proses ekspor impor,” jelasnya.
Pembangunan dan pengoperasian Sistem Aplikasi Dashboard tersebut lanjutnya, bertujuan untuk mengkoordinasikan pelayanan kegiatan ekspor impor serta mensinergikan dan memperlancar proses ekspor. Disamping itu melalui aplikasi tersebut pengawasan impor dalam rangka perlindungan konsumen akan lebih intensif. “Yang terpenting data yang ada di aplikasi bisa kami gunaka sebagai dasar untuk menentukan langkah kebijakan ekspor dan impor yang akan diberlakukan di Jatim,” imbuhnya.
Ia berharap, dalam rangka kelancaran pengoperasian Sistem Aplikasi Dashboard Pengendalian Ekspor Impor tersebut dibutuhkan komitmen dari setiap instansi terkait. Termasuk dalam hal penyediaan data, Identifikasi permasalahan dan hambatan, serta upaya penyelesaiannya. “Jangan sampai terjadi saat petani panen akbar justru impornya berlimpah, karena harga gabah di petani akan anjlok dan petani yang rugi. Karenanya data aplikasi ini harus diupdate secara real time,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, struktur impor Non-Migas Jatim periode Januari hingga September 2016 sebesar 11,18 milyar Dollar Amerika. Dengan rincian barang konsumsi sebesar 11,38%, barang modal 8,79%, dan bahan baku industri sebesar 79,83%. Sedangkan struktur ekspor Non-Migas Jatim periode Januari sampai September 2016 totalnya sebesar 13,64 Milyar Dollar Amerika. Dengan komposisi produk olahan sebesar 87,25%, komoditi pertanian 7,29%, dan komoditi pertambangan dan lainnya sebesar 0,15%.
“Pembangunan dan pengoperasian Sistem Aplikasi Dashboard Pengendalian Ekspor Impor di Jatim, diharapkan membantu meningkatkan kinerja Neraca Perdagangan Luar Negeri Jatim sehingga surplus net ekspornya terus meningkat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala PP-INSW Djatmiko mengatakan, proses perijinan permintaan data oleh Pemprov Jatim hingga dua tahun dikarenakan ijinnya belum turun dari menteri. Terlebih data yang dibutuhkan adalah data aggregate secara real time, karenanya dibutuhkan perumusan dalam mengambil kebijakan.
“Kami sadar bahwa kebutuhan data sangat penting, oleh sebab itu kami komit membantu Pemprov dalam mensuplai data. Selain itu kami juga sudah mendatangkan tim teknis yang akan tinggal di Surabaya selama tiga hari kedepan, agar segera melakukan eksekusi,” terangnya. (**).