Dalam memaksimalkan tugas utama Bakamla RI yaitu melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan laut, Bakamla RI memproduksi patroli terbesar yang dimiliki saat ini dengan ukuran 110 meter.
Sesuai dengan tahapan proses pembuatannya, Bakamla RI dan PT. Palindo Marine Shipyard bersama-sama melaksanakan pengawasan dan pengamatan manajemen muti terhadap pembangunan kapal 110 meter tersebut. Hal yang paling menentukan adalah hasil dari serangkaian uji kapal yang dilangsungkan di galangan kapal PT. Palindo Marine Shipyard, Batam, Sabtu (23/12/2017).
Terdapat beberapa hal yang menjadi tolak ukur dalam penjaminan mutu suatu kapal, antara lain penggunaan material, peralatan, dan perlengkapan kapal yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia atau bahkan berstandar internasional.
Selain itu, proses pengerjaan pemasangan peralatan dan perlengkapan kapal juga harus dilakukan oleh tenaga yang kompeten sehingga kapal yang dibangun memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bakamla RI.
Pelaksanaan pengawasan dan pengamatan itu sendiri melalui beberapa tahapan, yaitu tahap pembangunan dan pengujian kapal. Tahap pembangunan kapal sudah selesai dengan sangat baik, ditandai dengan launching kapal dimana pertama kalinya kapal diapungkan di air.
Tahap pengujian kapal dilaksanakan dalam tiga tahap. Yang pertama adalah tahap Factory Acceptance Test (FAT/Uji Kelaikan Pabrik) yang dilaksanakan oleh galangan dalam rangka uji seluruh peralatan dan kesiapan kapal setelah selesai pembangunan. Tahap kedua yaitu uji Harbour Accepted Test (HAT/Uji Kelaikan Dermaga), adalah pelaksanaan uji fungsi seluruh peralatan pokok kapal meliputi peralatan keselamatan dan peralatan kapal yang tergabung pada kondisi teknis dan kelaikan material dalam melaksanakan fungsi kemampuan keselamatan, kemampuan apung, kemampuan gerak, kemampuan layar dan kemampuan fungsi asasi. Tahap terakhir yaitu pelaksanaan pengujian Sea Accepted Test (SAT/Uji Kelaikan Laut), yang merupakan pengujian puncak meliputi pengujian keseluruhan materi HAT di laut dengan ditambahkan dengan materi–materi olah gerak kapal/manuver.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT pada kapal 110 meter menggunakan jasa dari Dinas kelaikan TNI AL (Dislaikmatal) dengan pertimbangan fungsi dari kapal 110 meter adalah melaksanakan patroli keamanan dan keselamatan di laut.
Pelaksanaan uji HAT dan SAT ini dihadiri dan diawasi oleh beberapa pejabat Bakamla RI diantaranya Kepala Biro Sarana dan Prasarana Laksma TNI Tugas Eko, Staf Ahli Bidang Operasi Laksda TNI (Purn) Busran Kadri, Kasubdit Operasi Laut Kolonel Laut (P) Imam hidayat, dan Tim Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Ujang Rusmana, S.Si. Selain itu, terdapat pula Tim Uji Kelaikan Kapal dari Dislaikmatal yang dipimpin oleh Letkol Laut (T) Hilman.
Selanjutnya, kapal 110 meter akan memasuki tahap pemasangan senjata dan peralatan khusus.
Pemilihan nama KN. Tanjung Datu merupakan representasi tugas yang diemban oleh Bakamla RI yang turut menjangkau pulau-pulau terluar di wilayah Indonesia. Sebagaimana diketahui, Tanjung Datu merupakan daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Di kawasan hutan lindung lereng Gunung Datu terdapat menara mercusuar setinggi 43 meter, yang sekaligus menandakan batas kepemilikan wilayah NKRI.
Dengan segala daya dan upaya yang dimiliki, Bakamla RI akan berjuang untuk mengamankan lautan nusantara. Raksamahiva Camudresu Nusantarasya – Kami Penjaga Lautan Nusantara.