JAKARTA, beritalima.com- PDI Perjuangan menyatakan keberatan dan protes keras atas pemberitaan Koran Tempo edisi Senin, 15 Maret 2021, yang dinilainya jauh dari etika jurnalistik, tendensius, dan menunjukkan agenda politik tertentu.
“Pemberitaan secara sepihak Koran Tempo yang sepertinya ada pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Pak Moeldoko sama sekali tidak berdasar, dan pertemuan tersebut sama sekali tidak terjadi. Apa yang diberitakan Koran Tempo telah melanggat prinsip dan etika jurnalistik,” kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam release.
Menurutnya, sejak awal seluruh kader PDI Perjuangan diajarkan untuk tidak pernah melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga Partai politik lain.
“PDI Perjuangan memiliki pengalaman panjang bagaimana kedaulatan Partai diintervensi kekuasaan Orde Baru. Ibu Ketua Umum Partai juga memiliki pengalaman bagaimana dikhianati, namun pada saat bersamaan kami lebih memilih langkah konsolidasi, menyatu dengan rakyat, dan membangun keyakinan, Satyam Eva Jayate bahwa kebenaran akan menang,” tandasnya.
“Keyakinan Satyam Eva Jayate itulah yang mendorong Partai terus menempuh jalan ideologi, jalan kerakyatan, jalan kebenaran yang bertumpu pada Pancasila, UUD 1945, dan terus menggali pemikiran Bung Karno bagi bangsa dan negara Indonesia,” paparnya.
“Bahkan terhadap Pak Harto yang sangat otoriter, dan korban yang begitu banyak di kalangan rakyat tidak berdosa, Partai pun memilih jalur hukum ketika kongres Partai diintervensi kekuasaan dan kantor Partai diserang,” tandasnya,
“Demikian pula ketika ada yang membangun kesan terzolimi dengan motif popularitas, seluruh anggota dan kader Partai selalu bertahan pada keyakinan bahwa siapa yang menebar angin akan menuai badai. Politik itu pengabdian, berkeadaban, dan membangun masa depan. Mereka yang mendapatkan kekuasaan politik dengan tidak benar, akan mendapatkan karma politik. Itulah keyakinan dan ajaran leluhur. Atas pemberitaan Koran Tempo tersebut Partai menyatakan protes keras,” pungkasnya. (*).