“I think that’s there’s a good team, which has worked instensively to reach a first step of the develovment and there’s alot lot of possibility, obviously. There’s still work to do, but all the bases are theirs, (aku pikir ada sebuah tim yang sudah bekerja dengan serius dan sungguh-sungguh untuk mencapai langkah pertama dari pembangunan geopark, dan banyak kemungkinan tentunya. Namun masih banyak yang harus dikerjakan, meski begitu dasar-dasarnya sudah dipahami mereka)” puji Martini, seusai makan malam dengan Bupati dan Forkominda Kabupaten Beltim, di tepi Pantai Nyiur Melambai, Desa Lalang Rabu (28/2) malam.
Profesor geologi asal Perancis ini menyarankan agar tim geopark Belitong dapat menggunakan waktunya untuk mengajarkan kepada masyarakat dan kelompok-kelompok kepentingan agar turut berpartisipasi dalam geopark.
“Take it time to do it well. To do it in assosiation, also population and all community. It’s a trully common global project for the future of Belitung, (Gunakan waktu yang ada agar semua berjalan lancar. Sosialiasikan pada masyarakat dan seluruh perkumpulan. Ini adalah proyek dunia untuk masa depan Belitung yang sesungguhnya),” saran Martini.
“So what I think it is a very positif anyway for me toward a great pleasure to discover this territory, with so many diversity. It depands of the team working, I assume may be in 1 – 2 years time, (Jadi apa yang saya pikirkan sangatlah positif. Sebuah kesenangan besar untuk menyaksikan wilayah ini dengan berbagai keragaman. Semuanya tergantung kerja tim, saya perkirakan sekitar satu sampai dua tahun),” kata Martini.
Pujian sama juga diungkapkan oleh Ketua Tim Geopark ITB 81, Diah Herawati. Ia merasa bahagia sekaligus terkejut karena dalam kurun waktu hanya empat bulan tim geopark Belitong sudah melakukan banyak persiapan.
“Biasanya daerah lain lebih dari 4 bulan, bertahun-tahun malah belum kemana-mana minimal bergeraknya baru 2 -3 tahun. Timnya kompak dari Barat ke Timur, semua mendukung, Pemda mendukung, komunitas mendukung. Ini cukup mengagetkan saya dan beliau,” kata Diah.
Meski begitu, Diah menyatakan masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dikerjakan. Salah satunya ada menggerakkan komunitas-komunitas untuk membangun wisata mandiri.
“Ayo komunitas di Beltim harus lebih bergerak lagi. Kalau di Belitung kan sudah banyak pariwisata yang dibuat dari komunitas, di Beltim harus lebih digerakkan lagi. Desa-desa dan komunitas harus membangun pariwisata mandiri,” ujarnya.
Matini dan rombongan melakukan kunjungan 5 hari ke Pulau Belitung. Selama dua hari dari Rabu (28/12) hingga Kamis (29/2), mereka meninjau meninjau berbagai lokasi geopark dan wisata di Kabupaten Beltim, seperti Open fit, stoven fit, Bukit Pangkuan di Kecamatan Kelapa Kampit, Pantai Burung Mandi Kecamatan Damar, Museum Kata Kecamatan Gantung, dan Pantai Punai di Kecamatan Simpang Pesak. (Azlan)